Pages

Monday, June 4, 2012

The art of doing nothing

Setelah tiga minggu terakhir, hampir tiap wiken keluyuran keluar kota. Minggu ini pingin istirahat total di kos, apalagi sehari sebelumnya pake acara demam malam harinya. Jadi mikir ini memang alarm biar saya istirahat saja. Sehingga niatan pulang ke Madura diurungkan. Mengingat karena capeknya saya baru bangun jam 10 pagi di hari sabtunya.

Telpon kai, yang setelah telpon ketiga kalinya baru beliau angkat. Sehabis ngobrol sama kai, bilang kalo ndak jadi pulang lanjut ngobrol sama nyaik, bilang kalau ada oleh-oleh dari bandung, terus seperti biasa kena omel “sedikit” anak kok kerjanya keluyuran jalan-jalan, mbok ya ditabung. Saya cuman cengengesan iya-iya. :D

Yah memutuskan wiken ini ndak kemana-mana. Isinya cuman di isi dengan nonton film, baca buku, serta beberes kamar dan mencuci pakaian yang tingginya entah sudah berapa sekian mdpl. Saking bener-benernya pingin nikmatin yang namanya me time. Bener-bener cuman ngedekem di kos, keluar cuman buat cari makan doang.

Ngomong-ngomong tentang film. Ada 5 film yang sukses di tonton. Pertama ada ATM rek narek, film Thailand yang kocak, berkisah tentang sebuah bank yang karyawannya ndak boleh menjalin cinta. Kalau ketahuan salah satunya harus resign. Dan dodolnya, ada dua karyawan yang menjalin cinta dan berencana mau nikah, tapi diantara dari mereka ndak mau ada yang resign, dan akhirnya mereka taruhan, siapa yang bisa mengatasi kekacauan di bank cabang, dia yang bertahan, yang kalah harus resign. Kekocakan juga tambah seru dengan munculnya peud dan gob. *sobek hati lempar ala peud. =)) o iya, pemeran utama cowok juga jadi pemeran utama di film hello stranger.

Kedua berjudul the billioniere, tentang seorang pengusaha yang sukses diusia sangat muda. Insting bisnisnya dimulai sejak dia smp, dengan suka menjual apa yang dia punyai di game onlen. Ndak tanggung-tanggung, ada sekitar 5-6 komputer di kamarnya. Setelah itu dia putus sekolah karena konsen buat berbisnis, mulai dari jualan kacang hingga yang terakhir keripik rumput laut. Salut sangad sama perjuangannya. Di usia masih belasan tahun dia berhasil membayar hutang orang tuanya sekian puluh milyar. O iya, nonton film ini juga jadi ngerti, seven eleven di Thailand sudah kayak indomaret di sini, atau kalau di Jakarta seven eleven juga udah kayak indomaret saking menjamurnya.

Film ketiga one liter of tears the movie. Dulu sudah taman versi serialnya. Dan versi film ini lanjutannya. Tentang hidup asou-kun, tentang keluarga ichieko, setelah meninggalnya aya. Dan tetep film ini menguras air mata. Apalagi asou-kun yang bilang, dia terkadang masih ingin mendengar suara aya, ketemu aya. Dan dia lakukan dengan selalu menelpon ke telpon aya, yang selalu berakhir suara operator. Si aya sudah meninggal 5 tahun lalu.

Film keempat adalah into the wild. Aaah... film yang sarat makna, suka takjub sama lontaran-lontaran kata si alexandre supertramp ini. Tentang pendewasaan, tentang maaf dan kearifan akan makna hidup. Film yang berending sedih. there is a pleasure in the pathles woods, there is a rapture on the lonely shore, there is society, where none introduces, by the deep sea and misic in its roar. i love not man the less but nature more.

Sebenarnya lanjut ke gie, cuman masih belum tamat. Selain nonton film di jeda-jedanya diisi dengan baca buku, dan Alhamdulillah menamatkan buku travelove yng juga dilanjut dengan celoteh soleh solihun yang sudah hampir tamat. Selain itu juga buka buku-buku tentang crochet, belajar tentang pola-pola lagi. Mulai nge-chain sebanyak 120 rantai sebagai pola awal pingin buat rompi.

Yang terakhir berkutat dengan cucian. Duh. Setrikaan masih segunung. Kalo terakhir ini kayaknya bukan termasuk the art of doing nothing. :|

hore-hore bandung

sebelum pendakian papandaya dimulai. saya sempet ada beberapa planning yang pingin saya lakukan seturun dari pendakian ini. pertama menikmati garut, pingin datang ke sanggar angklung yang ada di garut. yang katanya ada pertunjukan angklung dan dilanjut dengan kita sendiri bisa langsung nyoba sendiri alat musik itu. sepertinya seru. pernah liat beginian di FTV. eaaa.

kedua pingin ke kawah putih ciwidey. suka banged kalo ada siaran maghrib entah ditelevisi mana yang adhan maghribnya berlokasih di kawah putih ini.

ketiga pingin ke warung ngebulnya si vabyo, pingin cemil-cemil cantik yang kalo beruntung berharap bisa ketemu sama vabyo-nya atao minimal si wylie, terus poto-poto sama book signing. sayang sebelum berangkat keril udah ndak muat kalau harus ketambahan empat buku, yaitu the journey, kedai 1001 mimpi, joker sama bintang bunting.



terus menikmati bandung, pingin tahu yang namanya 0 kilometernya bandung. pingin tahu jalan braga yang sering ada di novel-novel itu. pingin tahu bebek garang yang taglinenya bebek garang segar merangsang. pengin ke gedung sate. pingin ke boscha. wew.. kalau dilist ternyata banyak juga keinginan saya. =))

dan kenyataan ndak sesuai harapan, niatan pingin ke sanggar angklung ndak kesampean, tapi alhamdulillah tergantikan dengan adanya indonesian bamboo society di car free day dago. dan sumpah keren gila indonesian bamboo society ini. buat tahu lebih lengkapnya apa mereka ini bisa di klik di SINI dan di SINI for more information.



kawah ciwidey skip. waktu yang ndak memungkinkan. tapi yang warung ngebul vabyo terlaksana. tapi niatan book signingnya ndak. seperti kata saya di atas, bukunya ndak masuk keril. =))

0 kilometer cuman lewat, jalan braga juga cuman lewat, bebek garang cuman lewat juga, gedung sate juga terlewati apalagi boscha. lewaaaat semuanya =))



tapi terobati dengan main-main ke markas zordon aka monumen juang. dan yang terakhir ditutup dengan belanja oleh-oleh ke kartika sari.



dan yang terpenting makasih banged buat kang mughni yang udah nyamperin ke stasiun, nganterin ke tegalega serta nyamperin kita lagi ke dago sebelum kita cabut ke surabaya.

tenana yang udah nampung di kosan, nemeni di warung ngebul, nemeni ke car free day, and tengs for the cecurhatan di hampir sepertiga malam.

dindong juga, udah nemeni sarapan, jalan kaki di car free day sampe gempor yang dilanjut ke kartika sari dan kita balik bareng sampe pepisahan entah di terminal apa.

mirna yang udah mbelani nyamperin ke monumen juang dan nemeni hingga kita pulang.

dan yang terpenting buat dapit dan lia, yang rela menemani sisa waktu saya di bandung. terutama lia yang sampe mamah papah telpon ke hape saya.

love u guys :*


Sunday, June 3, 2012

Postingan absurd


Pagi, begitu sampai kubikel.

Ada undangan nikahan di atas meja. Nanya sama mas-mas sekubikel.

Eh mas, iki undangan nikahane sopo?

Nikahane angga shop

Eh? Mas angga?

Iya, opo’o? Ga usah kaget ngono

Hehe, ga papa

Terus awakmu kapan rabi shop?

Ih mbales ikiiiii...

La iya, biyen awakmu ngongkon-ngkongkon aku rabi. Saiki anakku wes loro, tapi awakmu ga rabi-rabi.

He? Santé ae mas. Ntar lek wes wayahe yo rabi juga kok. *ngunyah keyboard sama desktop*


Siang, lobi kantor

Wes nerima undanganku kan mbak?

Oh iya, udah mas. Insyaallah kalo ndak ada halangan datang.

Iya, jangan lupa datang ya mbak.

Insyaallah mas, eh betewe sampean kok mendahuluiku sih?

Ya, benere ga mau mendahului mbak. Cuman yang nggak mau didahului juga ga jelas juga nikahnya kapan. *eh..

*ngunyah meja lobi sak sofane*


Siang, masih kubikel lagi, saya siap-siap keluar.

Mau kemana bhing?

Mau ke JNE mbak. Meh paketin barang.

Mau mau maketin hatimu ta?

*ngunyah kunci motor sama helm*