Pages

Tuesday, December 20, 2011

Never ending story : tentang kopi ^^

yah, kemaren dapat mention tentang kopi-kopian dari si husein *entah itu nama panggilannya atau bukan =D. dia temennya temen saya, temen di yang kenal di jalin merapi. oh bukan saya yang kenal, tapi teman saya kenal dia di jalin merapi. beserta beberapa orang lagi yaitu mas nafis, mas triadi. dan temen saya itu anggap namanya fa. *ye emang fa juga namanya =D lah terus saya kok bisa kenal? hanya satu kesamaannya, yaitu empat kata KOPI ^^


kalau menurut 4 pria kopi, semua kopi itu sama. yang beda hanyalah siapa yang buatin dan dengan siapa mereka menikmatinya. Kalau saya, kopi tak sesederhana itu. saya sempat beberapa nulis tentang hal beginian. dan selalu sukses bikin galau. o iya, kadar berapa cangkir saya minum kopi berbanding lurus dengan kadar kegalauan juga. itu berlaku buat saya =))


saya ada tiga tulisan tentang kopi yang saya posting di sini, ini saya copas-in saja biar ndak meluncur ke link-nya. dari tiga tulisan ini, kopi memiliki makna tentang cinta, pengharapan, bertahan, dan juga tahu kapan mesti menyerah. dan juga otomatis tentang move on. walau terkadang ada memori tersendiri tentangnya =D


Tulisan pertama : 
Tahukan kamu??
aku sekarang berada di kedai kopi favorit kita..
aku ingat...hampir tiap malam aku menemanimu di sini..
yap...hanya menemani...
tanpah sepatah katapun..
aku menemanimu melepas semua penat..
walau tanpa kata...
kau hanya terdiam sambil menikmati hangatnya kopi itu...
tengs for always giving your shoulder for me...
 Tulisan kedua : 
Tahukan kamu? aku sekarang berada di kedai kopi favorit kita...aku yang hanya terdiam mendengar semua ceritamu..aku yang hanya terdiam mendengar kisah kesuperioranmu...aku yang hanya terdiam menemanimu menghabiskan berpuntung-puntung rokokmu..sambil mendengarkan semua asa dan mimpimu...ehm...kita tak pernah sejalan...kita tak pernah searah..tapi yah...kita selalu sejalan tentang kopi di kedai kopi ini..yah...hanya kedai kopi ini yang jadi pemersatu kita...tengs yak...for accompany me in this kedai kopi...
Tulisan ketiga : 
tahukah kamu? aku terdampar di kedai kopi ini lagi..aku tak tahu ada apa...tarikan kedai kopi ini terlalu kuat...seakan medan magnet di penjuru bumi kutubnya ada disini..sepertinya aku terlalu berlebihan..tapi begitulah adanya...bisa kah kau kasih aku jawaban?kenapa kedai kopi ini terlalu mengukir kenangan buatku? 
Dan adalagi makna tentang kopi, yah...tentang hidup yang tak mudah, yang penuh perjuangan dan jangan menyerah. 


“Perjalanan hidup itu bagaikan secangkir kopi, ada manis dan pahit di setiap seduhannya.“

 Hei kamu! Kamu tahu? Gara-gara kamu aku menjadi seorang coffeeholic. Ya, seorang coffeeholic, Semua gara-gara kamu. Kamu ingat kapan kamu memperkenalkan kopi padaku? Lama, sudah lama sekali. Dan Akupun tidak ingat kapan mulutku merasakan hangatnya, manis pahitnya secangkir kopi. Dan kamu tahu? Semuanya gara-gara kamu!

Aku ingat, dulu, dulu sekali. Setiap pagi perempuan itu selalu membuatkanmu secangkir kopi. Dulu aku berpikir, apalah enaknya? Dua sendok bubuk hitam dicampur dengan sesendok gula. Sampai suatu hari, ketika perempuan itu baru saja kelar membuatkanmu secangkir kopi. Aku bersembunyi di balik pintu. Menunggumu meneguh seseduh dua seduh, aku mencuri-curi menyicipinya. Aaah..apa enaknya? Perpaduan manis dan pahit yang terasa aneh di mulut!

Sampai aku akhirnya memberanikan diri untuk bertanya padamu, apalah enaknya secangkir kopi di pagi hari? Kau hanya bilang “Nak, perjalanan hidup itu bagaikan secangkir kopi, ada manis dan pahit di setiap seduhannya “ Waktu itu aku terlalu kecil buat memahami apa artinya. Walau setelah itu aku jadi pencinta kopi bukan karena apa yang kau bilang tapi lebih karena aku butuh kandungan kafein di dalamnya agar aku bisa lebih lama terjaga.

Dan kamu tahu? Ketika sekarang aku menulis surat ini untukmu, baru menyadari apa makna ucapanmu. Yah, perjalanan hidup itu bagaikan secangkir kopi, ada manis dan pahit di setiap seduhannya. Bahkan aku merasanya, terkadang manis dan pahit berjalan beriringan, terkadang bergantian.

Hei kamu! Masih ingatkah kamu? Dulu, dulu sekali, ketika aku masih di bangku sekolah dasar. Setiap baghda subuh, kau membangunkanku, menungguku bangun hingga nyawa kembali utuh, menungguku sholat subuh yang sekenanya itu, sambil menikmati secangkir kopi buatan perempuan itu. Dan setelah semua ritual subuhku kelar, kau membawaku kejalanan. Mengajariku naik sepeda.

Aku ingat sekali, ketika aku terjatuh dari sepeda, kau selalu memastikan aku baik-baik saja. Ketika lututku terluka, kau dengan cekatan langsung menggendongku di punggungmu yang keras dan hitam itu. Membawaku pulang, dan perempuan itu, perempuan itu mendekapku dalam pelukannya. Walau aku terus terisak, perempuan itu juga memastikanku baik-baik saja, memberiku rasa aman hingga aku terlelap di pelukannya.

Hei kamu! Masih ingatkah kamu? Dulu, dulu sekali. Waktu itu sepatuku rusak, dan aku butuh sepatu baru untuk dipakai ke sekolah. Dan kamu mengantarku ke sebuah toko sepatu di kota. Aku masih ingat, namanya Toko Sepatu Jakarta. Kamu ingat dengan apa kamu mengantarku? Dengan sebuah sepeda onthel merk phoenix, dan sepeda itu bahkan lebih tua dari usiaku sekarang.


Dengan menempuh jarak kurang lebih 10 km, kamu mengayuh sepeda onthel merk phoenix itu guna mengantarkanku membeli sepatu baru di toko sepatu bernama toko sepatu Jakarta itu. 


dan yah...intinya “Perjalanan hidup itu bagaikan secangkir kopi, ada manis dan pahit di setiap seduhannya.“ ^^



2 comments:

Komen pakai Hati ya...:)