ceracauan ini jadi bagian dari ceracauan setahun lalu yang juga ndak kelar-kelar nulisnya, karena saya yang moodian kalau mau nulis. =))
beskem merbabu selo – beskem merapi selo – summit merapi
pagi di beskem merbabu selo, tyas dan dani dua memutuskan jalan-jalan sekitaran beskem. sedang saya memilih bergumul dengan sb. selain cuaca yang dingin semriwing. rasaya badan masih remek. apalagi nanti malam berencana langsung summit gunung merapi. masih butuh istirahat. dan ternyata ndak cuman saya, banyak pendaki lain yang juga masih bergumul dengan sb-nya enggan memulai hari yang terlalu pagi.
dan pagi itu juga diputuskan bahwa rombongan ini akan tetap lanjut nanjak merapi, dan saya bilang sama teman-teman, saya cuman pingin tahu yang namanya pasar bubrah, kalau ndak kuat saya ntar nunggu anak-anak yang berencana buat summit di sana. ndak terlalu muluk mengingat kondisi badan yang lelah. apalagi sudah ga punya sandal gunung, tinggal sandal jepit yang tersisa setelah sendal gunung saya jebol pas dipaksa untuk tetap berjalan dan berjalan menyusuri setiap jengkal tubuh merbabu.
jujur, walau badan terasa lelah tapi semangat itu masih ada. keinginan untuk melihat dari dekat kawah gunung yang beberapa waktu lalu memuntahkan isinya, keinginan untuk tahu seperti apa puncak garuda yang katanya sekarang sudah musnah akibat ledakan itu masih begitu besar. akhirnya diputuskan saya, tyas, drajat, fajar, adhi, dhani satu serta mas nanang lanjut ke merapi. sedang rizki agung, dhani dua, arief, rizkon dan zee memutuskan pulang ke jogja. si zee sebenarnya sudah pernah sampai merapi, tapi dia akhirnya memutuskan istirahat di pos 1 karena kejebak badai dan hanya bermodal selembar flysheet. makanya masih trauma kalau balik ke merapi lagi.
dan dari beskem merbabu selo ke beskem merapi selo ini katanya lumayan dekat, padahal setelah kita jalan kaki... itu jauh sodaraaaa. kena bujuk mas nanang dengan akal-akalan pemanasan sebelum nantik nanjak, karena ndak pake acara nge-camp di atas, katanya langsung nanjak, langsung summit terus langsung turun. dan saya sudah desperate ketar ketir bin gemetaran duluan. =))
sesampai di beskem merapi, di sana ternyata sudah ditunggu sama rombongan jakarta dua orang; diaz dan dodi, temennya fajar yang nantinya nanti kita se-team. dan di beskem merapi ini juga ramai karena ternyata berbarengan sama kelompok pendakian massal entah dari pencinta alam mana. siang berganti sore, sore berganti senja. senja berganti malam, dan malam pun semakin larut. kita terseok-seok saling membangunkan diri. masak mie buat sangu nanjak. dan diputuskan cuman bawa dua keril. keril satu isi jas hujan, keril dua berisi logistik. dan tentu saja, saya bukan orang yang bertanggung jawab membawanya. hehe.
jam satu malam, dengan berbekal senter dan headlamp kita meraba jalan di kegelapan malam. serta dingin yang pelan-pelan merasuk melalui pori-pori kulit. jalanan yang menanjak pelan-pelan namun pasti. sejauh mata memandang, hanya bisa melihat magelang dan jogja dari atas. cantik. dan ketika capek kita hanya bisa glesotan di kemiringan -entah berapa- sekian drajat.
pelan-pelan menyusuri jalan air hingga kemudian menemukan bebatuan besar dimana-mana, pertanda pasar bubrah sebentar lagi. pasar bubrah ini kayak semacam pemberhentian terakhir, setelah itu trek akan berubah nanjak masyaallah dan berubah jadi pasir. naik satu langkah. merosot lagi 3-5 langkah. penuh perjuangan.
di pasar bubrah ini mulai gambling dan labil. awalnya saya pinginnya cuman sampai sini, tapi dinginnya ampun-ampunan kalau cuman berdiam diri nunggu yang mau puncak. dinginnya beneran subhanallah adem. setelah sholat subuh di sini, akhirnya memantapkan hati buat ikutan summit. si adhi dan drajat sudah sampai di puncak sana. saya, tyas, dhani, fajar, diaz dan dodi baru akan beranjak summit setelah sebelumnya masak-masak mie dan minuman hangat buat asupan energi. sedangkan mas nanang memutuskan nunggu di pasar bubrah saja. jaga barang.
finally, bismillah.. dengan meminjam trekking pole punya mas nanang, pelan-pelan (teramat sangat pelan malah) menapaki lautan pasir merapi. bolak-balik antara berenti karena memang capek sama sengaja foto narsis. mengabadikan momen salompas yang masih nempel di hidung. dan here we come.. sukses duduk-duduk hore nahan capek di puncak merapi. ndak nyangka naek gila akan sukses. *urut-urut kaki*
di puncak cuman bentar, mengingat siang itu juga harus segera balik ke surabaya karena besoknya kudu berangkat kerja. dan saya sukses menjadi orang yang paling terakhir sampai beskem. =))
akhirnyah ada ceritanya. hehehe. jos tenan rek. :)
ReplyDeleteiyaaah... akhirnyaaaaaaaa.... efek wes butuh jalan-jalan kie =))
ReplyDeleteah beneran deh tak kuasa melihat kemari, banyak racun yg sangat-sangat berbahaya -_-
ReplyDeleteapakah merapi bisa diajak kerjasama untuk gowes ke camp terakhir? :O