Pages

Thursday, August 29, 2013

Gunung Prau, 2565mdpl

menyambut matahari pagi. dokpri
Entah sudah beberapa kali, saya sms adhi, minta ditemeni naik gunung Prau, yang juga beberapa kali berakhir dengan kegagalan. Saya yang rempong sama kerjaan, ditambah lagi habis pindah kantor baru yang mengharuskan sabtu masuk. Padahal kalau kantor lama sabtu saya bisa glundungan di kos saking freenya. Sekarang tepatnya tiga bulan terakhir, nemu tanggal merah di hari sabtu itu berasa surga. Makanya, begitu tahu tanggal 17 agustus jatuh pada hari sabtu, saya otomatis langsung menghubungi adhi lagi, minta ditemeni ke gunung Prau. Karena ndak mungkin naik cumin berdua sama adhi, saya akhirnya memutuskan ngajak temen kosan bernama tyas. Dan gegara saya, tyas memutuskan untuk ndak menerima ajakan fajar buat naik penanggungan, yang berujung fajar dkk malah membatalkan naik gunung penanggungan malah belok kanan kea rah barat ikut kita naik prau. Dan ga sampai waktu tiga hari, rencana ke prau deal. Yang tetap saja menjelang keberangkatan ada beberapa drama sebagai bumbu kisah rencana pendakian. =))

Sekali mendaki, dua tiga puncak gunung terlampaui.

Indonesia tanah airkuuuu... dokpri

kepada bendera merah putih! hormat graak!!
Sub judulnya terasa lebay dan berlebihan sangat ya? Tapi begitulah adanya. Jarang-jarang naik gunung bisa pose dengan latar gunung yang ada di seberangnya. Kalau di bromo bisa berlatar gunung batok, sindoro berlatar sumbing begitu juga sebaliknya, merbabu berlatar merapi begitu sebaliknya. Berbeda dengan gunung prau. Di gunung prau kita bisa dapat latar beberapa gunung sekaligus. Jadi mulai merapi, merbabu hingga sindoro sumbing seakan-akan berada dalam satu layering, satu lapisan dan satu garis lurus. Belum lagi menoleh kea rah baratnya, ada deretan gunung slamet dan gunung cikurai, walau ndak dalam satu layering, tapi tetep saja.. satu garis lurus.


layering beberapa gunung. dokpri

narseeees dokpri
Belum lagi perjalan turun yang via patak banteng, bisa menikmati cantiknya telaga warna dieng plateu. Sumpah.. beneran tak  terkira cantiknya. Beneran merasa, andainya mata ini bukan ciptaannya, maka sepertinya akan kehabisan batere karena keringan on, dan focus terus. Emang kamera apa shop? Plaaaak..!!

telaga warna dieng plateu, dari ketinggian sekian mdpl. dokpri
Dan hal lain yang bikin menyenangkan ke gunung Prau adalah waktu tempuhnya yang ndak lama. Si Adhi waktu itu bilang, paling kalau buat mbak Chop waktu tempuhnya hanya 3 jam. Saya : eh sumpah? Yakin kamu dhi? Lama nggak nanjak ini yo. Adhi : yah, kalau lama ndak nanjak, liat aja ntar waktu tempuhnya berapa. Yang penting kalau mbak chop capek, ya break aja. Kita istirahat. Saya : okok. Siyap adek. Dan kenyataan di lapangan, kita menghabiskan waktu tempuh 4 jam sodara-sodara. =)) kebanyakan break. Terus saya bilang sama adhi, eh sumpah ya… kerasa tjapeknya, gini ini kalau lama nggak nanjak ditambah ga tahu olahraga pula. Dan aku kerasa sudah stabil jalan dan nafas pas sudah sampai tower-tower ikuloh dhi. Si Adhi : yeeee.. kalau setelah tower kan emang udah landai, ndak nanjak. Kalau pas lewat tower masih kepayahan, keterlaluan mah mbak chopnya. Saya cumin bisa ngakak cengengesan.

massss... tunggu akuuu masssss... plaaaak =)) dokpri
Sebenarnya sebelum nanjak agak khawatir juga, mengingat si gumilar teman fajar sudah masuk angin, dan untunglah kita semua sampai camp area barengan dan kondisi baik-baik semua. Yang seru sesi pepotoan di bukit teletabisnya, bisa-bisanya saling pada tereak dari kejauhan hanya untuk mintak di foto. =))

Bonek

camp area yang mirip ranukumbolo. dokpri
 Bondo nekat, itu istilah yang pas buat kita. Gimana ndak? Jumlah personel tujuh orang, hanya bawa dua tenda dengan masing-masing kapasitas untuk dua orang. Satu tenda otomatis sudah buat saya dan tyas, sedangkan sisa lima cowok ini akhirnya dua tidur dalam tenda, tiganya nggelar bivak pakai flysheet. Dan parahnya lagi, yang bawa sb cumin saya, tyas, adi dan fajar. Sedang diaz, gumilar dan johan tak bawa. Padahal dieng lagi dingin-dinginnya. Akhirnya saya berbagi sb sama tyas, sedang sb tyas dipinjemkan ke diaz yang ndak bawa sb serta tidurnya di bivak. Antara kasian sama pingin tak omeli karena bonek. =))

the team. atas : adhi, tyas, diaz, gumilar. bawah. saya, fajar dan johan

we're

pucuk sebentar lagiiiii

heeeeei....
Dan gimana lagi ga bonek? Yang bawa carrier cumin adhi seorang, sedang kita sisanya berenam hanya bawa tas ransel biasa. Tapi walaupun begitu, tetap saja logistiknya banyak. Sampai si adhi bilang, kene mung semalam mbak di atas, nyapo ih nggowo logistic akeh-akeh. Saya : loh, kan walau semalam kita tetep kudu makan enak dhi. Jadi mari belanja beras telor, jangan hanya mie aja. Yang akhirnya berujung di camp area kita udah semacam acara harmoni alam. =))

sop sarapan pagi 

itadakimasuuuuu 

Dataran tinggi dieng

O iya, sebelum naik gunung prau, kita masih sempet jalan-jalan di dataran tinggi dieng, walau itu hanya sampai candi-candinya saja. Belum sampe ke kawah candradimuka, belum ke kawah sikadang juga. Next time kali ya, kalau kita punya waktu berlebih yang banyak dan ndak hanya wiken saja.  Selama perjalanan ke dieng ini, banyak nemuin pohon carica, pohon yang entah sespesies atau segenus sama papaya. Dan manisan carica merupakan oleh-oleh yang wajib kita beli. Karena ndak ada di tempat lain. Dan carica hanya ada di dataran tinggi dieng. ^^V

bocah-bocah dieng
pose ala cover kaset 

pohon carica

nb. dokpri diambil dari hape lenovo s880 ^^



6 comments:

  1. aaaaaaaakkkk.....teman2 ku juga KATANYA mau naik prau tgl 15 dan aku pengin melu tapi jebul tipu2. :D

    ReplyDelete
  2. kapan kae si rizki agung sama arief dhani lanang dkk kan wes bar tekan kono to dhan, kowe ra melu to? iki aku ndadak mrenene =))

    ReplyDelete
  3. Ya ampun mba! Saya pengen banget ke Prau! Butuh waktu berapa harikah? Susah gak medannya meskipun blm pernah ke sana sama sekali?

    ReplyDelete
  4. normalnya 3 jam dari beskem ke puncak. (iki benere puncak ta beskem area ya? *self toyor) walau belum pernah kesana medannya ga terlalu nanjak. bisa buat pendakian hore-hore rame-rame.

    kemaren cuman semalem. nanjak sabtu sore. jam 12 siang minggunya sudah di wonosobo lagi.

    hayuk-hayuk ke sini lagi, sekalian marathon ke sikunirnya... *self toyor*

    ReplyDelete
  5. Itu sayur kembang kolnya menggoda banget... Mmmm.. maknyus....

    ReplyDelete

Komen pakai Hati ya...:)