Pages

Monday, April 27, 2015

Pertanyaan di Pagoda Semarang


Pagoda Avalokitesvara berada di sepanjang jalur pantura. Jadi jangan kaget kalau volume kendaraan dijalur ini ndak cuman rame, tapi raaaamee. ndak cuman raaaamee tapi juga kendaraannya gieedee gieedee. Container ndak cuman segandeng tapi bergandeng-gandeng. Dan itu cukup membuat nyali saya mengkerut bak jeruk kekeringan. Jadi saya ndak menawarkan diri untuk menggantikan mba Dian nyetir motor. Saya ngelihat kendaraannya tur jalannya juga sudah lemas lutut. Ditambah separatornya yang ndak friendly. Rasanya saya bisa langsung pingsan saat itu juga kalau nabrak separator.


Masuk pagoda ini gratis, hanya bermodal parkir motor saja. Saat itu saya agak ndak enak kalau mblusuk-mblusuk ke dalam, takutnya mengganggu orang yang lagi beribadah. dan untungnya saya juga tahu diri, nunggu sepi baru masuk-masuk. dan itupun saya menjaga jarak takutnya ada daerah tertentu yang ndak boleh dimasuki selain penganut agama Budha. Dan ternyata selain penganut agama Budha boleh masuk sampai ke dalam jika ingin mengajukan sebuah pertanyaan sama dewi Kwan Im. Tentu saja saya ndak menyia-nyiakan ini. 


Begitu saya masuk ke dalam, saya dikasih sebuntel panjang kayu bambu bernomor dari mas petugasnya. Kumudian saya diminta mengajukan pertanyaan dalam hati sambil ngocok-ngocok segepok bambu bernomor.

Dewi...Dewi Kwan Im, saya mau bertanya.... (pertanyaannya rahasia dong ya)

Kemudian saya kocok-kocok lagi bambu bernomor, sampai bambu bernomor jatuh. nanti disana akan keluar angka yang menjadi jawaban dari pertanyaan saya. eh tapi sebenarnya susah sekali loh ngeluarin nomornya. saya baru berhasil ngeluarin nomor pada kocokan kedua. setelah kocokan pertama sebuntel kocokan bambu bernomor keluar semua. =))

setelah itu saya dikasih sebuah kayu terbelah (yang menurut saya mirip ulekan terbalik). Kemudian ulekan itu saya lempar lagi ke lantai. ulekan terbalik itu ada yang telungkup ada yang telentang. Kata masnya menandakan dewi Kwan Im membenarkan jawaban bernomor saya. tapi kalau ulekan terbalik itu telungkup semua, menandakan saya belum dibenarkan di nomor tersebut. dan mengulang ritual lagi dari awal. 


Dan setelah dibenarkan, akhirnya masnya membuka bambu bernomor saya. Kemudian masnya membuka sebuah kotak mengambil nomor 44. yup.. betul!! Bambu bernomor saya yang jatuh tadi mengeluarkan angka no 44. Yang arti dari no 44 itu sendiri bisa dilihat di gambar di atas. Bisa diterka sendiri dong, tadi seperti apa pertanyaan saya ke Dewi kalau jawabannya seperti itu. 

We dont have to shine like others, in order to be special. Coz we are special and limeted edition just the way we are

Doa yang teruntai ke langit, akan ada masanya dia kembali menguntai ke bumi. Menguntai bersama air hujan, menguntai bersama uap-uap api. Menguntai kembali pada sipendoa

note : photo bisa diakses di https://instagram.com/potrehkoneng/





No comments:

Post a Comment

Komen pakai Hati ya...:)