Jadi mari mengumpulkan remah-remah semangat buat update blog challenge ini lagi.
*iket kepala*
*kretek jari*
*kretek punggung*
*lanjut ngetik*
Tahun ini sudah tinggal dua setengah bulan lagi. Seperti biasa, seperti tahun-tahun sebelumnya, marathon kondangan ditambah sama tilik bayi, jadi ini adalah bayi-bayi hasil marathon kondangan tahun lalu. Dengan adanya tilik bayi jadi tahu pritilan-pritilan bayi, mulai dari sabun, baby wrap sampe ibunya yang berjuang jadi pejuang asi. Dan obrolan di group whatssapp juga mulai bergeser ke arah pritilan bayi, tempat penitipan bayi, paud sampai tk.
Saya? saya tetep jadi penikmat obrolan. #kibaskerudung dan marathon dapat panggilan bulek, dan tante, padahal kan maunya dipanggil kakak!
Saya? saya tetep jadi penikmat obrolan. #kibaskerudung dan marathon dapat panggilan bulek, dan tante, padahal kan maunya dipanggil kakak!
Plaaaak!!
Haha
Setelah telat beberapa hari di challenge ini, jadi harus nulis best thing (to) happen this year.
Kalau tahun 2013 kemaren, akhirnya berani mutusin untuk keluar dari zona nyaman, iya, piye ndak nyaman? Saya merasa sudah ndak ada tantangannya, tiap hari ngantor yang selalu terlambat karena hanya merasa sebuah rutinitas dan satu alasan yang biarlah cukup saya saja yang tahu.
Pada waktu itu sempat mengalami ketakutan-ketakutan akan banyak hal, gimana kalau misal ternyata gajinya telat, gimana kalau ternyata kerjaannya ndak manusiawi? Dan ntar gimana harus adaptasinya. Eh sumpah loh, hal yang terberat itu bukan kerjaannya, tapi adaptasi sama orang-orangnya. Dan waktu itu pas sudah resign sempet takut dan mau ga jadi resign, tapi setelah dipikir ulang, resign ajalah, toh juga belum dijalani ngapain takut, apa yang ada mari jalani. Dan alhamdulillah semuanya terlewati. Tapi... tapi, ternyata ketakutan itu terbukti loh, baru bulan pertama gaji sudah telat seminggu, bulan kedua sampai keempat telat sampai dua mingguan.
Haha!
Terus tahun ini apa? Saya resign lagi loh, dari kantor sebelumnya ini. Bukan, bukan saya ndak bisa ngehandle kerjaan, bukan saya ndak bisa adaptasi, tapi lebih ke masalah finansial kantor. Lah njuk piye? Saya ndak digaji dua bulan, dan dua bulan sebulamnya gaji dicicil sesuai permintaan. Dan manajemen kantor tidak menunjukkan ada tanda-tanda berubahan, begitu ketika saya resign, tak ada tanda-tanda kapan gaji saya akan dibayarkan.
Eh yang benar aja ya, emapt bulan finansial ga stabil dengan pengeluaran yang tak ada perubahan, motor, uang kost dan kiriman ke ortu, buku, belanja online.
Eh yang benar aja ya, emapt bulan finansial ga stabil dengan pengeluaran yang tak ada perubahan, motor, uang kost dan kiriman ke ortu, buku, belanja online.
*percayalah pada kondisi ini beneran tak enak*
Dan orang tua ndak tahu dalam empat bulan itu gimana kondisi saya, dan begitu tahu setelahnya cuman bisa geleng-geleng, kenapa saya ndak cerita kondisi sebenarnya. Mungkin memang dikondisi ini kedewasaan saya diuji mungkin ya? Dan saya merasa bersyukur sekali, Allah itu maha baik ndak ketulungan sama saya, bahkan saya sudah dapat pekerjaan baru sebelum saya resign. Bahkan dengan kondisi keuangan yang mepet masih tetep bisa ngeluyur naik gunung. Sedang beberapa teman pada bertahan hingga akhirnya dirumahkan dengan gaji yang belum dibayarkan lebih banyak dari pada saya.
Dan saya sempat punya rutinitas, tiap senen pagi selalu ngebom email pemilik kantor lama perkara gaji itu. Dan mungkin karena bosen sama email-email saya, lumayan dua pertiga gaji saya dari terutang dua bulan itu akhirnya dibayarkan juga.
Dan jujur sik, pada detik ini saya merasa bener-bener membutuhkan orang buat dijadikan sandaran dan dukungan, tapi jebul saya bisa melewatinya dengan tetap to be a single fighter.
Dan saya sempat punya rutinitas, tiap senen pagi selalu ngebom email pemilik kantor lama perkara gaji itu. Dan mungkin karena bosen sama email-email saya, lumayan dua pertiga gaji saya dari terutang dua bulan itu akhirnya dibayarkan juga.
Dan jujur sik, pada detik ini saya merasa bener-bener membutuhkan orang buat dijadikan sandaran dan dukungan, tapi jebul saya bisa melewatinya dengan tetap to be a single fighter.
Hahaha.
*self puk puk*
Jadi apa best thing of the year? Saya bisa melewati krisis seperempat abad, dengan tetap waras. Hahaha
Jadi apa best thing of the year? Saya bisa melewati krisis seperempat abad, dengan tetap waras. Hahaha
*ps, tambahan lagi best thing happen this year, saya ngetiknya pas sambil nobar pelantikan Presiden Indonesia baru.
saat tersulit adalah saat terbaik ya mbaaaak...ketika sudah bisa melewati. *peluk mbak chop*
ReplyDeleteemoh dipeluk awakmuuuu, mau dipeluk oppa korea ajaaaaa. hahaha
ReplyDelete*disawat buku*