Thursday, June 3, 2010

Ranukumbolo...: Catatan Perjalanan, Awal sebuah persahabatan






Ranukumbolo...: Catatan Perjalanan, Awal sebuah persahabatan

Dengan ditemani lagu Mahameru-nya Dewa 19 serta sesekali mengikuti perkembangan komen-komenan poto di fesbuk, yang ternyata ga kalah capek dan ngos-ngosannya dibanding trekking ke kumbolo..*gombal.com, saya mau mencoba menulis beberapa catatan-catatan perjalanan hingga saya dan teman-teman (jangan ditanya teman apa, karena emang mutual friendnya so complicated) akhirnya benar-benar bisa menginjakkan kaki dengan selamat di tempat ini.

Ga cuman menginjakkan kaki dengan selamat, tapi juga ber-investasi, tura-turu, mangan-mangan, plus ujan-ujanan ditempat ini..ceritanya so panjang so yummy...*berenti sejenak buat ngopie-ngopie dan ikutan komen-komen poto di fesbuk...:)

H min beberapa hari hingga H min dua hari menjelang keberankatan..
Ternjadi kehebohan akud di salah dua jejaring sosial yaitu fesbuk dan twitter,di fesbuk pada heboh membicarakan mulai dari logistik, anggaran dana, hingga tetek bengek laiinya seperti bawa berapa baju, bawa berapa celana, enaknya pakai sepatu atau sendal gunung, enaknya bawa berapa jaket hingga berapa kemiti yang dibawa buat jilbab*gubraaakkkk...belum lagi ditambah kepanikan teman-teman dari luar surabaya, yang sudah pada kehabisan tiket kereta.

Malah teman-teman dari semarang yang terdiri dari mbak hesti plus suami, mbk nina serta mbk lia memutuskan naek travel semarang-malang, karena emang tiket sudah pada habis..hohohoh....belon lagi kehebohan tentang ga muatnya carrier yang berisi barang bawaan (saking banyaknya yang dibawa, ini kate pindah kost apa hiking sih?). ditambah mbak nina yang katanya latihan nyangking ransel sambil jalan muterin rumah dan ternyata ga nyampe lima menit sudah ngos-ngosan *dan ini terbukti ketika sudah nyampe medan hiking, beliau merengek-merengek bahwa akan nge-camp di ranupane aja karena sudah ga kuat...hihihihi....tapi karena solidnya kita..-halah- akhirnya mbk nina berhasil nyampe ranukumbolo juga, kok bisa?? Ya bisalah...gimana ceritanya mbak??

Hihihih....di twitter terjadi kehebohan yang tak kalah seru di fesbuk, tegoh nge-tweet mas donny5cm bahwa tanggal 28 besok dia akan ke Ranukumbolo bersama 16 orang, yang mayoritas pesertnya belom pernah ketemu. Tweet-nya teguh dibaca mas dhanang, yang akhirnya ngetweet balik ke teguh jangan dia serombongan pula, karena mas dhanang juga ada rencana kekumbolo tanggal segitu bersama 16 orang juga, yang juga mayoritas belon pernah ketemu...ternyata jejaring twitter membuat mereka berkenalan sebelum ketemu langsung di arjosari, yang berlanjut dengan merayu mas donny5cm agar mau mensponsori 15 kaos 5cm...hhiihih...tapi sayang stok kaos katanya habis. sedang saya sendiri sejak h-3 keberangkatan sudah makan tak enak tidur tak nyenyak, karena senyum-senyum sendiri serta mbayanagin sudah berselimut kabut Ranukumbolo, padahal bangun-bangun masih tetap terdampar di kasur kos-an yang atos, serta berselimut barang-barang yang berserakan karena kebingungan packingnya gimana, belon lagi suka kebangung tengah malam dikarenakan perut sudah mules-mules aka mencret...*berlebihan banged ga sih?? Heheh

H min satu menjelang keberangkatan...
Pagi harinya berangkat kekantor dengan kantung mata yang menghitam akibat tidur tak enak makan tak nyenyak..*berlebihan lagi* nyampe kantor buka twitter serta mendapat tweet dari mas dhanang yang isinya : diriku panik tingkat akut, mandi ja ndredeg, tkt matarmaja duduk habis, tiket bis was2 nunggu si yodi, udah siap2 gelar lapak di lante KA..:(, sejam kemudian dapat kabar, entah dari twitter entah dari fesbuk, bahwa si mas dhanang ini sudah naik bis, tapi si yodi belom nongol juga, dan mas dhanang ini pesen agar dicarikan sleeping bag....hyaaaaaaaaaaaaa.....piye iki??

Belum lagi ternyata yodi ga da kartu tanda pengenal semacam KTP atau SIM,tampah panik..secara kan kasian kalau misal udah jauh-jauh dari jakarta tapi pas di pos pendakian ga diijnkan naik hanyan karena tak ada tanda pengenal?

Belom lagi mbak endah baru tahu setelah telpon ke pos pendakian ternyata buat naik ke semeru ga hanya harus ada ID card tapi juga harus ada surat keterangan sehat dari dokter, untung ada budoktel yang mau membuatkan surat keterangan sehat buat team 16, berkat gerak cepat mbak endah yang tiba-tiba inget kalo peserta rombongan ada yg dokter. Worship buatmu mbak...:)

Malam harinya stress akud waktu ngeliat barang-barang bawaan mas reza sudah tertata dan terzoning dengan rapi, sedang aku? Belom packing blass..huhuhu...nyampe kost langsung semangad 45 buat packing, carrier yang basah karena abis keujanan diangin-anginkan sambil diisi barang-barang, dan ternyata carrierku penuh...dohhhh...iki kate munggah gunung ta pindah kost? ..carrier ukuran 45 liter seakan-akan membuat tinggi badanku turun saking beradhnya..pulang dari kumbolo berencana minum zevith c...*penting ga sih?? Hahaha

Pas hari H...
Pagi-pagi sekali sehabis subuh saya dijemput si teguh ke kosan buat barengan ke terminal bungurasih, dan ketika sampe sana ternyata sudah ada mas reza serta mbak endah, tak berapa lama naeklah kita ke bus patas jurusan terminal arjosari.

Dan ketika sampai sana ternyata rombongan dari semarang sudah nyampe arjosari jam 5 pagi, pertemuan pertama di meeting point diisi dengan perkenalan, ada mbak nina yang dulu temen kerja mbk endah,terus ada mbk hesti yang kakakknya mbak nopi, mbk nopie sekantor sama mbk lia dan mbk lia yang temen kuliah mas reza sama mbak endah.

Setelah itu datanglah fensian bersama krestanto, begitu liat penampilan krestanto yang bener-bener anak mapala banged, kita pada langsung mengkeret..hihihi..o ya, si fensian ini temen smu ku sama teguh, fensian sama teguh ini adalah para pendaki puncak mall-mall sak surabaya, jadi kita bondo tekad dan nekad aja agar bisa sampai ke kumbolo. Rencana jam 9 tet, sudah harus berangkat ke tumpang ternyata hanya rencana semata, karena memang tak bisa melanggar kodrat alam, ada yang kejebak macet, ada yang kereta telat, ada yang aki bus kebakar, lengkap sudah!

Sekitar jam 10-an datanglah bu dokter suko manah dari sidareja-cilacap, bu dokter ini temen smunya mas dhanang, terus sekitar jam 11.30an merapatlah dinni sama adhi dari bandung, kedua anak ini temen plurku sama mbk endah serta mas dhanang, yang ternyata adhi adek tingkta mbk lia di SMU..mbulet toh? Hihihi.

Mendekati angka jam 13.00 wib ikutan merapat si mas dhanang, secara aku baru pertama kali ketemu sama mas dhanang ini, padahal sudah lama kenal di blog, terus beliaunya juga yang memperkenalkan aku sama mbak endah di blog, hingga akhirnya aku kopdaran sama mbk endah, serta berkonsolidasi demi kelancaran trip ini.

Selang beberapa waktu datanglah si yodi, yodi ini temen sekantornya mantan temen sekantorku, aku kenal yodi juga beberapa hari sebelum keberangkatan trip ini, dan ketemu dia pertama kali ya dterminal arjosari ini.

Asal mula nama team16 karena rombongan ini berjumlah 16 orang yang mayoritas antara satu lainnya cuman kenal via fesbuk,blog serta twitter.

Dari terminal arjosari menuju tumpang kita menyarter satu angkot seharga 80 ribu untuk 16 orang atau seharga 5000/orang, dari tumpang ke Ranupane menyewa jeep offroad seharga 480ribu, atau 30ribu/orang.

Dalam perjalanan menuju Ranupane berhenti dulu di pos pendakian guna mendapatkan ijin pendakian, disini dikenakan biaya 147 ribu yang meliputi karcis masuk,kartu peserta ta'awun al khairat (namanya serem seakan-akan ga kembali....*), karcis snapshoot pengambilan gambar, serta materai buat surat peryataan. Sampai Ranupane sekitar jam 4.15, padahal pendakian ditutup jam 4 sore, untung ada kres yang berhasil ngelobi bapaknya dengan syarat sebelum 16.30 kita harus sudah hengkang dari Ranupane.

O ya, pemandangan dari tumpang-pane teramat so amazing buat dilewatkan, gambar-gambar seperti dekstop di komputer atau gambar di kalender bermunculan satu-satu, malah lebih bagus dari itu, mulut Cuma bisa berckckkckck ria karena saking tak kuasanya mengagumi hingga tak ada kata-kata yang bisa keluar.

Pendakian dimulai dari ranupane menuju pos 1, subhanallah...jalannya langsung menanjak, kaki langsung berasa dikerubung semut, tapi karena masih yakin kuat, masih tetep semangad la ya, walo mulut sudah ngos-ngosan nahan beban carrier serta berat badan, hihihihi..dari pos 1 ke pos 2 masih semangad 45, aba-aba dari barisan depan masih terdengar jelas sampai belakang karena merupakan aba-aba berantai secara sukarela, contoh aba-aba : mepet kanan, kiri batu, atas pohon, awas ranting, bawah turun licin, tanjakan pelan, hati-hati.

Dari pos 2 ke pos 3 aba-aba sudah mulai terdengar samar-samar bahkan kadang tak terdengar sama sekali, karena energi yang keluar dari mulut sudah tidak ada, semua tersalurkan ke kaki buat berjalan serta punggung buat nahan beban carrier, bahkan dikit-dikit berenti, apalagi begitu ketemu jalan yang landai, byuh...seperti mendapat durian runtuh atau mendapat surga dunia, karena otomatis akan break dengan langsung terlentang tiduran dengan nafas yang masih ngos-ngosan serta kaki yang seakan-akan udah mau copot..:) apalagi kalau ketemu pos, langsung gelar lapak, masak-masak, makan-makan, tidur-tiduran....*hyaaaa...kapan nyampe'e to yo?? :P

Finally, dengan perjuangan yang tak mengenal lelah, kaki tersandung-sandung, kepala kejeduk pohon, tangan luka kegores ranting, bahkan saking dinginnya tangan seakan mati rasa, ga sadar kalau sudah kegores sana-sini, badan yang jatuh menggelinding, semua bisa dilalui, bisa nyampe Ranukumbolo dengan selamat sekitar jam 2-3 dini hari.

Begitu nyampe langsung bangun tenda, ganti baju yang basah kuyup kena embun, langsung tidur.

H plus satu
Pernah ngalamin ga? Baru keluar tenda, dinginnya langsung menusuk tulang dengan kabut yang seakan-akan menyelimuti, sampai mulut ngomong aja sampai ngeluarin asap?? Itu yang saya alamin di Ranukumbolo,

Subhanallah...so amazing...baru keluar tenda, langsung menuju tas buat mencari tissue basah, serta malakukan rutinitas di pagi hari, yaitu buang air kecil...langsung menuju semak-semak...*hihihi...masih dengan kondisi seakan-akan diselimuti kabut..:p, abis itu langsung menuju danau buat wudhu, byuhhhhhh....airnyaaaaaa.....uademmmm sangaddhhh...*hiperbola banged deh...tapi emang itu kenyataannya...,

terus sholat pas di pinggir danau...
Ya Allah...jangan jadikan hamba bagian orang-orang yang mendustakan nikmatmu..dan doa yang paling utama pasti doa minta jodoh la ya..sapa tahu abis turun gunung ada mas-mas ngelamar...hihihihi.

Setelah itu masak-masak, ada yang masak nasi, masak mie, bikin minuman anget semacam es tee m je dan minuman jahe...ehm...saya merasa rekor neh...selama di Ranukumbolo tidah menyentuh sama sekali yang namanya kopi, padahal saya addicted banged sama kopi loh..ga tahu kenapa, keinginan buat menyeruput kopi tak ada sama sekali..so amazing...mungkin dengan bolak balik ke Ranukumbolo, bisa menjadi obat penyembuh paling mujarab addicted-ku akan kopi.heeeeuuuu...

Abis itu bersih-bersih sama beres, karena mau pindah tempat camp ke yang daerah deket pondok kumbolo, serta bersebelahan sama tanjakan cinta. Sebelum pindah tempat camp, sebagian teman dari semarang memutuskan untuk turun duluan, karena merasa ga kuat kalau harus melanjutkan ke kalimati sama tak kuat akan dinginnya Ranukumbolo.

Setelah salam-salaman plus cipika cipiki, akhirnya berangkat buat pindah tempat, tak piker tinggal melipir lewat tepi danau, ternyata dan ternyata masih harus naik bukit, belum apa-apa sudah ngos-ngosan...hihihih Sebelum pindah tempat, saya masih meninggalkan jejak investasi disini, mbayangin aja...di semak-semak lagi enak-enakan B*b...kabut turun menyelimuti...so sweet apa gilo ya?? hihihih

Nyampe deket pondokan, bukannya langsung mendirikan tenda, malah masih leyeh-leyeh dulu, masak-masak dulu, jemur-jemur dulu, foto-foto dulu, makan-makan dulu, guyon-guyon dulu, hingga akhirnya ga kerasa sudah siang, bahkan rencana ke Kalimati akhirnya rencana tinggal rencana...kenapa?? Karena keinginan kuat tidak didukung oleh fisik yang telah kecapean nahan beban, bawa badan sendiri aja sudah terseok-seok, apalagi kalau ditambah carrier yang segede-gede gaban...

akhirnya mata liyer-liyer mengantuk, dan dengan serempak semua menggelar lapak di pinggir danau buat tidur siang, karena kabut yang sudah turun serta udara yang pelan-pelang menusuk, kita ga cumin menggelar lapak, tapi tidur pake sleeping bag!!
Padahal di lapak sebelah ada mas-mas, dan mbak-mbak bule hanya berkaos tipis dan bercelana pendek, nasib hidup di Negara agraris, suhu rendah sedikit langsung kedinginan. Ini adalah tidur siang ternyenyak dan teromantis selama di Ranukumbolo, gimana tidak?? Suasana yang seakan-akan jam 5 sore, gelap-gelap gimana gitu, serta diselimuti kabut..wow...so sweettt...!!!

Bangun-bangun sudah sore, dilanjut dengan sholat terus mendirikan tenda, masak-masak lagi, makan-makan lagi, menghabiskan logistic yang tak kunjung habis, hingga malam menjelang pun datang. Baru aja selesai masak, sekitar jam 7an, hujan turun mengguyur Ranukumbolo-ku, semua pada masuk tenda dilanjuta makan malam di tenda-tenda masing, sehabis makan malam karena tidak ada tanda-tanda hujan akan reda, kita semua menggelar sleeping bag, langsung tidur dengannya, dan kebangun tengah malam karena air sudah menembus tenda serta merembes ke sleeping bag dan merembes ke baju.......hyaaaa...akhirnya ganti baju tengah malam sak ‘jeroane'..tak piker sudah jam 3 atau subuh gitu, ternyata dan ternyata..masih jam 10...hyaaaa...malamnya terasa lama sekaliiiiiiiii...akhirnya tidur dengan baju yang juga sudah mulai lembab tanpa sleeping bag..huhuuh...untung masih bisa tidur,
tapiiiii....karena dinginngya, akhirnya kebangung sekitar jam setengah tiga, tiba-tiba sadar..harusnya kan pake jas hujan ya?? Biar ga seberapa basah serta rada hangat?? Kok ga dari tadi y?? dodolll!! Terus lanjut tidur lagi dengan kondisi badan setengah dingin karena sudah berselimut jas hujannn....pagiiiiiiiii.....cepet datanglahhhh.....

H plus Dua
Bangun tidur diisi dengan berbenah, sholat gantian, karena mukena yang basah semua, abis itu jemur-jemur, bebenah sleeping bag yang basah kuyup, cuci-cuci peralatan masak, hingga jam 8 tet, semuanya kelar, foto-foto dulu yang ternyata menghabiskan waktu setengah jam sendiri.

Jam setengah sembilan langung menuju ke pos empat, yang ternyata jalannya langsung menanjak..byuhhh...keringat mulai bercucuran lagi, hingga tak terasa pos tiga pos dua telah terlewati..huhuhuh...Ranukumbolo...one day, insyAllah aku datang lagi..

bener kata teguh di blognya "Time to leave this amazing Ranukumbolo, it's not about how high you could go, which peak you could reach, or how fast you could walk.

Tapi, it's more about passion, struggle, and effort to chase your mission. Bukan hanya gimana caranya kita melalui medan -medan terjal, atau ngangkutin barang bawaan yang sekodi-kodi.

Tapi gimana ngasih semangat ke temen-temen yang sudah mulai patah semangat, bukan sekadar berbagi isi ransel dan rela menjadi porter buat orang lain, tapi gimana caranya tetep keliatan semangat di depan mereka walau kaki keseleo dan punggung pegel. Sekali lagi ya, it's not a matter of giant backpack you have to share with, but it's so fun to be there with all of you"
 

Me n My Ego Template by Ipietoon Cute Blog Design