Wednesday, April 29, 2015

Jogging sore di taman Keputih

Jadi kemaren setelah hampir sebulanan terakhir bolak-balik janjian sama teman buat jogging pagi-sore yang pada kenyataannya selalu berakhir dengan wacana kemaren terealisasi juga. yang sebenarnya juga hampir jadi wacana. teman ngajakin sabtu pagi - saya kerja. ganti sore - saya ketiduran sepulang kerja. minggu pagi saya sms teman - dia belum bangun. minggu sore sebelum ketiduran sms teman - untungnya dia juga belum tidur hampir ketiduran dan berangkatlah kita. sebelum berangkat masih nego-nego mau di GOR ITS apa Taman Keputih? Kalau Gor - saya jemput dia. Kalau Taman Keputih - dia jemput saya. yang tentu saja, ke sininya naik motor (haha)

Ternyata pas saya upload foto-foto saya di internet, yang tentu saja jogging 25% dan pepotoan 75% banyak teman-teman sesama ITS yang nanya. itu di mana sik? lokasinya di mana? sejak kapan adanya? -ya iyalah... yang tanya teman ITS yang sudah ndak tinggal di Keputih lagi- padahal walau saya tinggal di Keputih pun saya juga baru tahu tempat ini dan ini kali kedua saya kesini. Setahu saya ini taman mulai ada sejak bu Risma jadi walkot Surabaya, atau bisa jadi ketika beliau masih di Bapeko. 

Dan buat yang pingin ke sini, the route... here we go!! 
Dari Ar Hakim lurus aja mentok ke arah timur ke arah Bumi Marina (ini yang ngerti hanya anak ITS jaman lawas, karena sekarang sepertinya namanya bukan Marina lagi). Pas sudah notok nanti belok kanan lurus notok sekitar 300 sampai 400 meter di kiri jalan ada terminal Keputih. Masuk aja ke situ dan parkir karena tamannya pas berada di belakang terminal.

Lokasi Taman
Karena tamannya yang apik, otomatis banyak mandek buat pepotoan. dan sore itupun yang jogging cuman saya sama teman. sisanya sepasang kekasih yang pepotoan, ada yang juga foto model, ada yang foto prewed. Lengkaaap.... Walau dari infrastruktur masih kurang karena juga masih dalam tahap pembangunan tapi its so worth it. (haha)

jogging all the way
Ndak cuman bisa buat jogging, tapi juga ada play ground area. Cocok untuk bersenda gurau di sore hari bersama adek dan juga keluarga. Kalau saya ngelihat ayunanannya malah keinget drama korea. tapi sayang ndak ada oppa-oppa yang dorong ayunan saya. eaaa (haha)

JenKokAnjen
Di sini juga banyak jenis kembang-kembangan. dari kembang yang bikin semangat sampai yang bikin rada mellow. #halah (haha)

flower forest
just wanna share the same horizon with you
i wanna see you be brave
my stomach suddenly dance
nb. pepotoan bisa diakses di instagram.com/potrehkoneng

Monday, April 27, 2015

Pertanyaan di Pagoda Semarang


Pagoda Avalokitesvara berada di sepanjang jalur pantura. Jadi jangan kaget kalau volume kendaraan dijalur ini ndak cuman rame, tapi raaaamee. ndak cuman raaaamee tapi juga kendaraannya gieedee gieedee. Container ndak cuman segandeng tapi bergandeng-gandeng. Dan itu cukup membuat nyali saya mengkerut bak jeruk kekeringan. Jadi saya ndak menawarkan diri untuk menggantikan mba Dian nyetir motor. Saya ngelihat kendaraannya tur jalannya juga sudah lemas lutut. Ditambah separatornya yang ndak friendly. Rasanya saya bisa langsung pingsan saat itu juga kalau nabrak separator.


Masuk pagoda ini gratis, hanya bermodal parkir motor saja. Saat itu saya agak ndak enak kalau mblusuk-mblusuk ke dalam, takutnya mengganggu orang yang lagi beribadah. dan untungnya saya juga tahu diri, nunggu sepi baru masuk-masuk. dan itupun saya menjaga jarak takutnya ada daerah tertentu yang ndak boleh dimasuki selain penganut agama Budha. Dan ternyata selain penganut agama Budha boleh masuk sampai ke dalam jika ingin mengajukan sebuah pertanyaan sama dewi Kwan Im. Tentu saja saya ndak menyia-nyiakan ini. 


Begitu saya masuk ke dalam, saya dikasih sebuntel panjang kayu bambu bernomor dari mas petugasnya. Kumudian saya diminta mengajukan pertanyaan dalam hati sambil ngocok-ngocok segepok bambu bernomor.

Dewi...Dewi Kwan Im, saya mau bertanya.... (pertanyaannya rahasia dong ya)

Kemudian saya kocok-kocok lagi bambu bernomor, sampai bambu bernomor jatuh. nanti disana akan keluar angka yang menjadi jawaban dari pertanyaan saya. eh tapi sebenarnya susah sekali loh ngeluarin nomornya. saya baru berhasil ngeluarin nomor pada kocokan kedua. setelah kocokan pertama sebuntel kocokan bambu bernomor keluar semua. =))

setelah itu saya dikasih sebuah kayu terbelah (yang menurut saya mirip ulekan terbalik). Kemudian ulekan itu saya lempar lagi ke lantai. ulekan terbalik itu ada yang telungkup ada yang telentang. Kata masnya menandakan dewi Kwan Im membenarkan jawaban bernomor saya. tapi kalau ulekan terbalik itu telungkup semua, menandakan saya belum dibenarkan di nomor tersebut. dan mengulang ritual lagi dari awal. 


Dan setelah dibenarkan, akhirnya masnya membuka bambu bernomor saya. Kemudian masnya membuka sebuah kotak mengambil nomor 44. yup.. betul!! Bambu bernomor saya yang jatuh tadi mengeluarkan angka no 44. Yang arti dari no 44 itu sendiri bisa dilihat di gambar di atas. Bisa diterka sendiri dong, tadi seperti apa pertanyaan saya ke Dewi kalau jawabannya seperti itu. 

We dont have to shine like others, in order to be special. Coz we are special and limeted edition just the way we are

Doa yang teruntai ke langit, akan ada masanya dia kembali menguntai ke bumi. Menguntai bersama air hujan, menguntai bersama uap-uap api. Menguntai kembali pada sipendoa

note : photo bisa diakses di https://instagram.com/potrehkoneng/





Friday, April 10, 2015

Posong; Dataran tinggi rasa Penanjakan Bromo dan Gunung Prau

Tujuan saya ke wonosobo kali ini adalah bukan untuk naik gunung, tetapi tujuannya adalah river tubing di tempat kerja teman saya. Dan ide ke Posong tercetus begitu saja, karena kita berbanyakan dan ndak mungkin numpang nginep di rumah teman ini. Dan waktu itu opsinya adalah cari penginapan atau cari camp area. Dasar anak gunung ya.. yang dicari pasti camp area. Karena walaupun kita bawa mobil tapi di bagasi sudah ada tiga stock tenda. Dan opsi camp area akhirnya jatuh ke Posong ini. 

Awalnya saya mengira Posong ini adalah semacam lapangan luas. Pas sampai sini baru sadar. Saya berasa sedang gelayutan di tanah dengan kemiringan sekian. dengan lampu-lampu bertebaran di bawahnya. seakan mengulan memori waktu saya nanjak ke gunung Merapi. Akan tetapi di sini saya tidak terlalu menikmati malamnya amerga dari sore perut mual karena masuk angin. heu
Dan besok paginya setelah saya sholat subuh. Wow.. ternyata Posong ini semacam perpaduan penanjakan Bromo dan juga gunung Prau. Kenapa? dari atas sini kita bisa melihat jejeran gunung berderet. mulai Sindoro, Sumbing, Slamer, Merbabu, Merapi, Andong dan entah apalagi. Kalau kata teman saya ada sembilan gunung yang bisa kelihatan dari sini kalau cuaca sedang cerah. 


Dengan infrastruktur yang lebih bagus dari Bromo, dataran tinggi Posong ini menjadi tempat wisata yang family friendly. Kalau ndak mau ngecamp ada penginapan. Toilet yang memadai. Musholla yang nyaman. Gardu pandang dengan beberapa view serta warung buat ngopi-ngopi dikala dingin menyerang pas nunggu sunrise datang.


Untuk biaya di sini kita kena biaya sebesar 380 ribu. Itu bukan termasuk tenda dan sleeping bag. tapi sudah termasuk dengan biaya penjagaan dan parkir mobil. iya. kita dijaga dua orang mas-mas renjer unyu. :P

(nchop)


 

Me n My Ego Template by Ipietoon Cute Blog Design