Wednesday, May 29, 2013

They will find their destiny

Aku menarik napas yang dari tadi tertahan. Entah, kenapa saat ini aku butuh sekali untuk menarik nafas panjang-panjang. Ku seduh lagi kopi di depanku yang sudah dingin dari tadi.

Menahan diri untuk tetap biasa-biasa saja, seakan tiba-tiba susah sekali aku lakukan saat ini. Tapi.. bukankah aku sudah terlatih melakukannya?

Gimana? Pertanyaanku kok ndak mbok jawab to? Itu pertanyaan yang keluar dari bibirnya. Setelah berteman cukup lama, dia tiba-tiba merasa ingin tahu. Ingin tahu lebih jauh tentang ini.

Kita berteman cukup lama, tapi bahkan siapa pacarmu saja aku tidak tahu. Entah kau memiliki pacar ataupun tidak aku tidak tahu. Oh... c mon!! Tidakkah sekali ini saja kamu itu mau membuka diri?

Kutarik nafas lagi dengan sangan dalam.

Kamu tahu jung? Menyukai seseorang secara diam-diam itu layaknya candu. Memabukkan. Hingga pada titik tertentu kamu akan merasa yang namanya ketergantungan. Ketergantungan akan rasa suka itu sendiri.

Ketergantungan yang lama-lama berubah menjadi rasa perih.

Orang yang kamu sukai tidak tahu bahwa kamu menyukainya.

Di setiap pertemuan-pertemuan kau bersikap biasa saja.

Ketika kamu merindukannya, kau tidak bisa mengatakan bahwa kamu rindu.

Kau tersedak mendengar kalimat-kalimat yang meluncur begitu saja dari mulutku.

Hei.. ini sudah tidak jamannya lagi kamu menyimpan rasa. Kenapa tidak kamu ungkapkan? Paling tidak itu akan membuatmu lega.

Tidak seperti itu jung. Aku menikmati rasa ini paket lengkap. Lengkap dengan semua suka sekaligus duka. Yang rasa sakitnya tak cukup untuk digambarkan. Aku hanya punya keyakinan. Bahwa setiap rasa akan bermuara. Dia akan menemukan takdirnya sendiri. Begitu juga dengan rasa ini. They will find their destiny.

Kau menggeleng-geleng.

Aku tak bisa memahami jalan pikiranmu. Bagaimana rasa itu akan menemukan takdirnya jika kau menyimpannya terlalu rapat?

Tidak seperti itu. Tidak.

*apakah kau tidak menyadari jung? Semua rasa ini.. semua rasa yang aku harap nantinya bermuara ini. Aku harap itu kamu. Tapi kamu tak menyadarinya.

Menepi untuk berteduh

'wes lama yo? kene ga metu mangan bareng?'

jleeeeb....

berusaha untuk tetap menunjukkan respon yang normal, walau hati rasanya sudah semacam mau melompat. 'iya, sampean wes lali ambe aku' tapi yang terloncat dari mulut cuman senyuman dan kalimat 'o iya ya?' seakan rasa itu tak pernah ada. seakan semuanya baik-baik saja.

memang semua baik-baik saja. di kamu. tapi tidak di aku.

trying to keep it normal. but i can't.

yap.. aku hanya perempuan biasa yang terkadang terlalu larut dalam rasa.
walau serigkali logika berlawanan arus dengan laju hati.
bukan dia orang yang aku ingini untuk berbagi. tapi entah.. terkadang rasa itu terlalu melambung. walau terkadang dia jatuh lebih dalam daripada dasar bumi.

-----------------------------------------------------------menepi hanya untuk berteduh--------------------

Wednesday, May 8, 2013

gn merapi (2.968 mdpl); edisi hiking hore setahun lalu


ceracauan ini jadi bagian dari ceracauan setahun lalu yang juga ndak kelar-kelar nulisnya, karena saya yang moodian kalau mau nulis. =))

beskem merbabu selo – beskem merapi selo – summit merapi

pagi di beskem merbabu selo, tyas dan dani dua memutuskan jalan-jalan sekitaran beskem. sedang saya memilih bergumul dengan sb. selain cuaca yang dingin semriwing. rasaya badan masih remek. apalagi nanti malam berencana langsung summit gunung merapi. masih butuh istirahat. dan ternyata ndak cuman saya, banyak pendaki lain yang juga masih bergumul dengan sb-nya enggan memulai hari yang terlalu pagi.

dan pagi itu juga diputuskan bahwa rombongan ini akan tetap lanjut nanjak merapi, dan saya bilang sama teman-teman, saya cuman pingin tahu yang namanya pasar bubrah, kalau ndak kuat saya ntar nunggu anak-anak yang berencana buat summit di sana. ndak terlalu muluk mengingat kondisi badan yang lelah. apalagi sudah ga punya sandal gunung, tinggal sandal jepit yang tersisa setelah sendal gunung saya jebol pas dipaksa untuk tetap berjalan dan berjalan menyusuri setiap jengkal tubuh merbabu.

jujur, walau badan terasa lelah tapi semangat itu masih ada. keinginan untuk melihat dari dekat kawah gunung yang beberapa waktu lalu memuntahkan isinya, keinginan untuk tahu seperti apa puncak garuda yang katanya sekarang sudah musnah akibat ledakan itu masih begitu besar. akhirnya diputuskan saya, tyas, drajat, fajar, adhi, dhani satu serta mas nanang lanjut ke merapi. sedang rizki agung, dhani dua, arief, rizkon dan zee memutuskan pulang ke jogja. si zee sebenarnya sudah pernah sampai merapi, tapi dia akhirnya memutuskan istirahat di pos 1 karena kejebak badai dan hanya bermodal selembar flysheet. makanya masih trauma kalau balik ke merapi lagi.

dan dari beskem merbabu selo ke beskem merapi selo ini katanya lumayan dekat, padahal setelah kita jalan kaki... itu jauh sodaraaaa. kena bujuk mas nanang dengan akal-akalan pemanasan sebelum nantik nanjak, karena ndak pake acara nge-camp di atas, katanya langsung nanjak, langsung summit terus langsung turun. dan saya sudah desperate ketar ketir bin gemetaran duluan. =))

sesampai di beskem merapi, di sana ternyata sudah ditunggu sama rombongan jakarta dua orang; diaz dan dodi, temennya fajar yang nantinya nanti kita se-team. dan di beskem merapi ini juga ramai karena ternyata berbarengan sama kelompok pendakian massal entah dari pencinta alam mana. siang berganti sore, sore berganti senja. senja berganti malam, dan malam pun semakin larut. kita terseok-seok saling membangunkan diri. masak mie buat sangu nanjak. dan diputuskan cuman bawa dua keril. keril satu isi jas hujan, keril dua berisi logistik. dan tentu saja, saya bukan orang yang bertanggung jawab membawanya. hehe.

jam satu malam, dengan berbekal senter dan headlamp kita meraba jalan di kegelapan malam. serta dingin yang pelan-pelan merasuk melalui pori-pori kulit. jalanan yang menanjak pelan-pelan namun pasti. sejauh mata memandang, hanya bisa melihat magelang dan jogja dari atas. cantik. dan ketika capek kita hanya bisa glesotan di kemiringan -entah berapa- sekian drajat.

pelan-pelan menyusuri jalan air hingga kemudian menemukan bebatuan besar dimana-mana, pertanda pasar bubrah sebentar lagi. pasar bubrah ini kayak semacam pemberhentian terakhir, setelah itu trek akan berubah nanjak masyaallah dan berubah jadi pasir. naik satu langkah. merosot lagi 3-5 langkah. penuh perjuangan.

Image

Image

di pasar bubrah ini mulai gambling dan labil. awalnya saya pinginnya cuman sampai sini, tapi dinginnya ampun-ampunan kalau cuman berdiam diri nunggu yang mau puncak. dinginnya beneran subhanallah adem. setelah sholat subuh di sini, akhirnya memantapkan hati buat ikutan summit. si adhi dan drajat sudah sampai di puncak sana. saya, tyas, dhani, fajar, diaz dan dodi baru akan beranjak summit setelah sebelumnya masak-masak mie dan minuman hangat buat asupan energi. sedangkan mas nanang memutuskan nunggu di pasar bubrah saja. jaga barang.

Image

Image

Image

Image

Image

Image

finally, bismillah.. dengan meminjam trekking pole punya mas nanang, pelan-pelan (teramat sangat pelan malah) menapaki lautan pasir merapi. bolak-balik antara berenti karena memang capek sama sengaja foto narsis. mengabadikan momen salompas yang masih nempel di hidung. dan here we come.. sukses duduk-duduk hore nahan capek di puncak merapi. ndak nyangka naek gila akan sukses. *urut-urut kaki*

Image

Image

Image

Image

di puncak cuman bentar, mengingat siang itu juga harus segera balik ke surabaya karena besoknya kudu berangkat kerja. dan saya sukses menjadi orang yang paling terakhir sampai beskem. =))

Tuesday, May 7, 2013

Belajar (nge) batik


jadi menjelang tiga tahun akademi berbagi, akademi berbagi surabaya ngadain kelas yang berbeda dari biasanya. apa itu? yaitu kelas membatik. beda di mananya? bedanya adalah akberian yang pingin ikutan kelas batik harus bikin parikan surabaya dulu. apa itu parikan? semacam pantunan ala suroboyo-an. terus mensen @AkberSby terus akan dipilih 25 parikan dan 25 parikan terpilih ini yang hanya boleh ikut kelas batik. dan saya merasa beruntung masuk 25 orang terpilih itu.

jadi tibalah saatnya kelas batik, hari sabtu jam 9 pagi di perpustakaan pemkot sby di daerah rungkut. saya yang buta sekali sama daerah rungkut otomatis perlu ngeprint dulu -get direction-nya dari google map. yang walaupun bermodal dengan selembar peta print-print-an tetap aja nyasar dan kudu tanya sana-sini buat sampai lokasi. belum lagi ternyata kudu hadir 15 menit sebelum acara dimulai. yang kemudian saya tahu sepulangnya, bahwa  sebenarnya gampang banged arah perpustakaan ini karena ternyata berseberangan dengan bebek palupi rungkut. dan saya sudah beberapa kali ke sini tapi ga tahu kalau di seberangnya ada perpustakaan. *self toyor*

dan mari cekidot pelajaran ke-sabar-an tingkat tinggi dimulai!! eh kelas batik dimulai deng =))

namanya gurunya mas leo, id twitter @leogemati, orangnya metal, celananya bolong-bolong sampe kata temen saya, itu muridnya pasti ga konsen kalo gurunya celana bolong-bolong gitu *eh. eh tapi jangan salah, itu celananya ditambal pake batik yo, jadi tetep ga bisa lirik-lirik *self toyor* *tobat shoppppp!! =)). dan foto di bawah ini, mas leo lagi ngasih pelajaran cara megang canting yang benar.

image

Proses pembuataan Batik

1. menggambar pola; menggambar pola bisa di kertas dulu atau bisa juga langsung di kainnya bagi yang sudah teramat expert. sedang kemaren di kelas batik, pola sudah disediakan di selembar kertas, nanti milih sendiri mana pola yang paling disukai terus diblat di kainnya, serta terserah mau dimodif gimana. oh ya, kemaren selain batiknya berpola, juga kudu ada parikannya sesuai tema parikan suroboyo.

2. mulai mengikuti pola di kain dengan menggunakan malam encer nan panas. dan dibagian ini ketelatenan dan kesabaran beneran diuji. susahnya buat nyubie adalah; belum tahu kapan malam encer nan panas itu mendingin sama karena masih canggung menggunakan canting, jadi masih netes-netes malamnya. sesuai dengan hasil saya di bawah ini. ndak rapi blas dan belepotan.

image

selain menggunakan canting manual, kita juga bisa menggunakan canting elektrik. nah, canting elektrik ini enak, ndak perlu manasin malam hingga encer diatas kompor. cukup menggunakan selayaknya kayak kita nulis. dan dijamin ndak belepotan karena malam ndak pake acara tes netes tak iye? =D

image

image

3. proses pewarnaan. setelah semua urutan di atas kelar dilakoni, sekarang waktunya proses mewarnai. waktu itu saya pingin menggunakan warna dasar orens dan warna didalam pola dengan warna biru gelap. jadi setelah proses di atas saya jalani, kain terpola saya dimasukin ke cairan bening guna melepas kanji-kanji yang ada di kain.  setelah itu diangin-anginkan. setelah diangin-anginkan dilanjut dengan mewarnai pola dalam menggunakan kuas dengan warna biru gelap. sebenarnya sebelum diwarnai dengan warna dasar ada baiknya ditumpuk lagi dengan malam agar warnanya ndak ketumpuk warna dasar, tapi karena saya milih warna biru gelap, pola saya ndak perlu ditumpuk malam lagi.

setelah pewarnaan menggunakan kuas, kain tersebut dimasukkan ke dalam cairan bening lagi, agar nantinya warna-warna yang dipinginin tertahan kuat di kain. setelah itu diangin-anginkan lagi, baru setelah itu dicelupka ke warna dasar berwarna orens yang setelah itu dicelupkan ke dalam cairan panas agar malam-malamnya meleleh dan lepas.

4. proses terakhir penjemuran. setelah malam-malam di kain sudah bersih, kain diangkat dan dijemur di bawah terik matahari. dan ini punya saya hasil akhirnya =D

image

dan ini adalah hasil batik dari para murid :D

image

*ps : foto-foto di atas saya copas semena-mena dari twit @AkberSby, kecuali foto batik saya, itu saya sendiri yang motret. dan foto mbak berkerudung pink itu ternyata sayah yang ternyata bolak-balik di poto sama admin akbersby. *tutup muka* =))
 

Me n My Ego Template by Ipietoon Cute Blog Design