Wednesday, December 24, 2014

Passport online

sumber : google

akhirnya kemaren memutuskan untuk membuat passport. Sebenarnya sudah pingin dari dulu-dulu, namun karena terkait nama di KK yang selalu keliru, niatan untuk membuat passport itu kepending terus. Dan kemaren pas pulang iseng aja lihat KK di rumah dan ternyata di KK saya sudah jadi anak tunggal euy. Antara seneng dan mesakke. Mesakke soale diantara sodara-sodara saya KK masih manut kai. Hekekeke. Pas dicek lagi, ternyata nama kai beda satu huruf sama di akte kelahiran, tapi nama saya sudah benar. Shofiyatun. Bukan sofiatun ataupun shofiatun. Memang dari segi spelling pengucapan sudah benar tapi dari susunan vocab masih keliru.

Kemudian saya ndaftar via imigrasi.go.id karena setelah dapat info dari sana sini lebih cepat pelayanannya serta lebih mudah. Dan ternyata beneran. Di pengajuan passport online tinggal isi data diri sama jenis pengajuan dan tipe passport. Saya memilih pembuatan baru dan ambil yang empat puluh delapan lembar. Karena konon, walau peraturan bilang passport dua puluh empat lmbar bisa buat siapapun, tapi dipelaksanakan ternyata diperuntukkan untuk tki. Teman kosan ngalami. Dia sudah daftar online, sudah bayar, pas dtang ke imigrasi ditolak. Karena dua puluh empat untuk tki, sedang untuk study dan lain lain menggunakan yang minimal empat puluh delapan lembar.

Prosedur onlinenya ini gampang dan mudah, setelah isi data diri online nanti dapat semacam kode rekening untuk bayar, dan sayangnya pembayaran masih dengan harus datang langsung ke bank bni, ndak bisa pakai sms, net banking ataupun transfer via atm. Biaya pembuatan passport total 355.000. 300.000 ribu biaya passport, 55.000 biaya foto. O iya, kalau di bank kena tambahan biaya administrasi 5.000 jadi total 360.000. Setelah bayar nanti dapat email untuk verifikasi, tinggal klik terus tinggal milih hari dan tanggal untuk foto dan wawancara. Semuanya mudah dan cepat. O iya, sekarang passport online ndak perlu unduh dokumen. Kalau beberapa waktu lalu kan pake acara unduk ktp, kk, akte kelahiran/ijasah. Dan proses unduh ini biasanya rada ribet karena harus compress size photo, belum lagi kalau pas mendadak netnya lemot. Kudu sabar euy.

Akhirnya, kemaren tanggal 23 saya datang ke kantor imigrasi kanin 1 surabaya sesuai dengan tanggal yang saya pilih di internet. Sampai sana sekitar jam tujuh setengah delapanan, yang namanya antrian itu mengular, mendadak saya jadi teringat pas jaman dulu antri mau daftar stan, antriane hampir sebelas dua belas walau masih lebih antri stan sik. Dan mendadak saya mbatin, jare sopo wong indonesia iki miskin-miskin, emang sih bukan tolak ukur valid, tapi dari beberapa yang ngobrol sama saya, buat passport untuk tujuan travelling dan umroh.

Kalau daftar manual untuk ambil nomor antrian aja harus mengantri mengular, sedang untuk daftar online bisa lansgung nerobos ambil no antrian, karena memang disediakan sendiri. Saya sampai kantor imigrasi jam segitu dapat nomor antri 13, sedang mbak-mbak yang duduk disebelah saya, sampai kantor imigrasi jam tujuh pagi dapat nomor antrian nomor seratus sekian, iyak. Dia daftar manual. Jam setengah sembilan saya sudah verifikasi dokumen, setengah sepuluhan sudah wawancara dan foto, simbak belum ada tanda-tanda kapan dipanggil verifikasi, dia plasma antrian terlihat kalau si mbak masih 50 antrian lagi. Omoooo...

Pas proses verifikasi saya ngasih ktp, ijasah sama kk. Soalnya nama kai di kk sama akte beda satu huruf, sedang di ijasah kuliah ndak ada nama kai, maksutnya biar ntr ndak trouble, eh ternyata akte tetep diminta. Dan untunglah yang dicek itu identitas saya, jd walau ada perbedaan satu huruf nama kai ternyata ndak masalah.

Dan akhirnya, setelah kelar semua. Saya diminta datang lagi tanggal 5 januari untuk ambil passport yang insyaallah sudah jadi.

Yeeeeyyy!!!

Jadi mari ekspansi daerah jajahan.

(ncop)

1 comments:

  1. wah selamat datang kesempatan menginjakkan tanah lebih jauh lagi..^_^

    will you be my travelmate? kapan yaaa :(

    ReplyDelete

Komen pakai Hati ya...:)

 

Me n My Ego Template by Ipietoon Cute Blog Design