Thursday, May 26, 2016

mudik turing

Berasa jalanan ini milik sendiri saking sepinya.

By the way, for your information mudik turing ini ndak ada hubungannya sama Alan Turing. hubungannya hanya sama dikata turing. Turing ini berasal dari bahasa inggris Tour yang digerundkan jadi Touring, terus diindonesiakan jadi Turing. (abaikan) 


Kalau kata om Warem makan nasi pecel yang paling enak itu setelah sepedaan Surabaya - Plaza Amplas. Kalau menurut saya, mudik paling seru itu adalah ketika mudik turing. Abaikan analogi yang rada maksa ini. =))

Ketika ada teman yang tahu saya mudik turing alias motoran sendirian, biasanya pada kaget dengan ekspresi yang sulit digambarkan. terus bilang ndak capek ta mba? kenapa ndak ngebis aja. Saya biasanya cuman tersenyum simpul. Males ngasih penjelasan. Mungkin dikiranya tiap mudik saya selalu turing. Padahal itu hanya tergantung sikonnya. Yaitu ketika liburnya agak panjangan. Ga cuman wiken doang. Wikenpun hanya ketika sabtu libur. Secara sabtu saya masih masuk setengah hari. 

Mudik turingpun ada enak ga enaknya, tapi saya selalu berusaha merubah ga enak ini menjadi enak. Jadi ini perincian enak ga enak mudik turing. 

  1. Ga enaknya itu, jangan ditanya capeknya kayak gimana. tapi alhamdulillah belum secapek naik gunung atau secapek ketika harus lembur sampai pagi. capeknya perjalanan 110 km Surabaya-Pamekasan motoran masih kehandle. dan dengan alasan inilah saya bisa lansgung tidur nyenyak sampe rumah. secara, kalau dirumah itu suka bingung sendiri kalau harus tidur sore. kebiasaan tidur malam kalau di kos.
  2. Waktu tempuh lebih pendek ketimbang naik bus. Kalau ngebus harus ke terminal Bungurasi dulu, begitupun sepulangnya. Ngelewati tol, macet dan tetek bengek jalanan lainnya. Kalau motoran tingga aja nyeberang Suramadu. Gratispun. 
  3. Ketika makan hanya berlauk dua telor ceplok ples sambel ples kerupukpun. nikmatnya itu tiada tara. makan stea mahal berubah jadi remah rempeyek rasanya. (mulai lebay) =))
  4. Bisa mampir-mampir beli kopiko 78 atau kekopian ples cemilan di indomaret atau kalau lapar bisa juga mampir warung pinggir jalan. O iya, di daerah Sampang ada warung yang dikenal dengan nasi Kobal, konon katanya nasi ini adalah nasi bungkusan atau ransum nelayan yang pergi melaut.
  5. Bisa berhenti hunting-hunting foto dulu. lumayan bisa jadi koleksi buat ditampilin di instagram. seperti foto-foto berikut : 

Nasi Kobal; konon katanya ini adalah nasi ransum para nelayan di pesisir Sampang ketika melaut. Porsi nasi yang lebih banyak sedikit ketimbang nasi kucing ples tambahan lauk berupa tongkol goreng yang kemudian dimasak kecap ditambah satu slice tahu goreng dimasak kecap juga. Ples tambahan serundeng dan mie sebagai ganti sayur dan juga sambel sak uprit. Iyap.. orang  Madura entah kenapa termasuk saya ndak pernah doyan yang namanya sayur. Dengan porsi dan menu sekian dibandrol 5K. Hari gini masih ada nasi seporsi ples lauk hanya lima ribu gaes 😂😂😂 dan tentunya... lidah saya tidak pernah murtad dari rasa-rasa lidah Madura. Asin ples gurih. Dan ini rekomended. Lokasinya di kiri jalan sekitar 10 meter dari hotel Camplong kalau dari arah Surabaya. Ada tulisan di sebuah warung reyot Nasi Kobal. #kuliner #kulinersampang #longweekend #longvacation
A photo posted by shofiyatun syamwil (@potrehkoneng) on


A photo posted by shofiyatun syamwil (@potrehkoneng) on


A photo posted by shofiyatun syamwil (@potrehkoneng) on

A photo posted by shofiyatun syamwil (@potrehkoneng) on


Persawahan sebelum sekiloan lagi nyampe rumah. Daerah ini namanya Konang Lanjeng (Jalan Konang yang panjang dan sepi). Jalanan ini terkenal dengan kerawanannya. Entah rawan kecelakaan ataupun begalan. Sepertinya itu dulu, karena sekarang sudah ndak lagi, kecuali rawan kecelakaan. Jalanannya sepi dan dekat dengan perempatan. bikin orang-orang suka ndak ware terus ngebut. tapi sekarang sudah ada lampu merahnya.

padi membiru daun terhampar. (inget di madura ndak ada hijau) =))


Tuesday, May 24, 2016

To kill a mockingbird


To kill a mockingbird, saya masukin aja judul buku itu ke buku yang pingin saya baca karena baca di goodreads reviewnya pada bagus. Kebanyakan bintang empat. Setelah saya centang saya masukin ke list yang pingin dibaca, ya sudah menguap begitu saja tanpa ada usaha pingin nyari bukunya apa gimana.

Sampai pada suatu saat, ketika saya maen ke islamic book fair di Senayan, saya menemukan buku ini langsung dibundel jadi satu sama go set a watchman. Kalau ndak salah harganya seratus ribu ples nanti ada diskon sepuluh persen kalau daftar online jadi member mizan. Ndak langsung saya ambil saat itu karena fokusnya mau nyari Inteligensi Embun Pagi yang memang saat itu lagi happening-happeningnya. Dan saya ke Istora mbelani bolos proyek di hari Minggu loh. Sampai ketika Inteligensi Embun Pagi sudah di tangan, langsung aja nyamber buku ini tanpa pikir panjang lagi. Lumayan dapat tiga buku ndak sampai dua ratus ribu.

Dan begitupun setelahnya. Ndak langsung saya baca, saya masih ngelarin Inteligensi Embun Pagi, masih ngelarin dua bukunya Eka Kurniawan, masih ngelarin dua bukunya Aan Mansur. Kenapa? Karena ngerasa ini buku berat. Dan lagi pingin baca yang ringan-ringan. Yang ternyata bukunya Eka menurut saya ndak kalah berat. Begitu juga puisi-puisi Aan. 

Dan here I am. Sudah ngelarin separuh dari buku ini. Jangan ngira sudah kelar yaaa... karena ya itu, masih suka terdistorsi sama drama korea. Yaelah... kapan kelarnyaaa... 

Jadi mari kita kali ini agak serius. Buku ini jebul mengambil hati saya. Saya suka sama tokoh Atticus dalam mendidik dan ngasih pemahaman sama Jem dan Scout. O iya, buku ini berkisah tentang Atticus yang menjadi pengacara pembela seorang kulit hitam. Yang dizamannya dianggap sampah masyarakat. Kecaman datang pada Atticus dari segala penjuru, ndak hanya pada Atticus, tapi Jem dan Scout juga kena getahnya. Disitulah daya tarik dari novel ini. Cara Atticus ngasih pemahamannya...

Dan ini saya ambil beberapa cuplikan dari novel ini.

1. Pertama-tama, katanya, kalau kau bisa mempelajari satu keterampilan sederhana, scout, kau bisa bergaul lebih baik dengan berbagai jenis orang. Kau baru bisa memahami seseorang, kalau kau sudah memandang suatu situasi dari sudut pandangnya. Kalau kau sudah memasuki kulitnya dan berjalan-jalan di dalamnya.

2. Kompromi adalah kesepakatan yang dicapai dengan sama-sama mengalah.

3. Baptis pembasuh kaki. Baptis misionaris yang menafsirkan alkitab secara harfiah. Apapun yang menimbulkan nikmat adalah dosa. Aku dan bungaku akan terbakar di neraka. Tetapi kadang-kadang alkitab di tangan seseorang lebih buruk dari pada botol wiski di tangan ayahmu. Selalu ada jenis orang yang terlalu sibuk memikirkan akhirat sehingga tak pernah belajar hidup di dunia ini.

4. Kalau kau mau, tegakkan kepalamu tinggi-tinggi dan tahan keinginanmu untuk memukul. Apapun yang dikatakan orang kepadamu, jangan dimasukkan ke hati. Cobalah untuk melawan mereka dengan pemikiranmu. Sebaiknya begitu, meskipun mereka akan terus melawan.

5. Hanya karena kita telah tertindas selama seratus tahun sebelum kita mulai melawan, bukanlah alasan bagi kita untuk tidak berusaha menang. Kali ini kita tidak melawan kaum Yankee, kita melawan teman-teman kita. Tapi ingat ini, sepahit apapun situasinya nanti, mereka masih teman kita dan tempat ini tetap rumah kita.

6. Mockingbird menyanyikan musik untuk kita nikmati, hanya itulah yang mereka lakukan. Mereka tidak memakan tanaman di kebun orang, tidak bersarang di gudang jagung, mereka tidak melakukan apapun, kecuali menyanyi dengan tulus. Untuk kita. Karena itulah, membunuh mockingbird itu dosa.

7. Orang yang berakal sehat tidak pernah bangga dengan bakatnya.

Saturday, May 21, 2016

Drama Untu (This Toothache is Killing Me) never ending

Drama ini dimulai ketika waktu itu saya pingin makan terang bulan. Meluncurlah beli terang bulan coklat ples pisang. Nikmat sekali rasanya. Karena keenakan, sampai lupa sikat gigi. Dan tidurlah dengan nyenyak sampai besoknya. Dan besoknya lagi, besok malamnya lagi.. gigi cenut-cenut, saya kumur-kumur pakai air garam. Alhamdulillah... langsung teratasi.

Dan ini kejadian sampai beberapa malam. Mulai kumur-kumur sampai saya melumuri sama minyak angin. O iya, sebenarnya saya punya gigi geraham itu lubang. Jadi selama ini kalau gosok gigi, geraham belakang ini yang jadi prioritas utama. Dan sepertinya, ini yang jadi akar masalahnya. Gegara ndak sikatan, gula-gula manis yang menempel di geraham menjadi biang kerok yang bikin ngilu cenut-cenut.

Mungkin karena ketaksabaran saya, ketika saya nyikat gigi, sikat saya blusukan kena gusi dan pangkal bibir hingga kemudian berefek menjadi sebuah bintik-bintik sariawan dan gusi membengkak.

Sakit gigi, gusi bengkak, ples sariawan? Kelar hidup lo!! 

Karena sudah cenat-cenut gemesh ndak karuan, saya segera googling dokter gigi terdekat. Ada dua klinik dekat kosan, baru buka jam delapan. Yang dental care dekat kantor baru buka jam sembilan. Dan nemu link kalau puskesmas Keputih buka setengah delapan. Akhirnya pilihan jatuh ke yang buka lebih pagi dong. Meluncurlah saya ke puskesmas, ngambil nomor antrian dan dibuatkan kartu. Terus bayar cukup lima ribu. Lumayan nunggu sejam, akhirnya dipanggil juga.

Diminta duduk di kursi panas, disenter, di ketok-ketok pake alat besi macam spatula. Terus kata dokternya ini geraham saya harus dicabut. Tapi ndak bisa dicabut sekarang karena masih bengkak. Diminta balik lagi tiga hari kemudian. Akhirnya dikasih asam mefenamat, amoxilin sama obat pengurang bengkak. Dan untuk amoxilin diminta beli sendiri karena di puskesmas stok habis. Ya sudah gitu aja. Saya pulang dan langsung meluncur ke kantor.


Hari yang dijanjikan pun datang, saya lumayan merasa baikan. Eh ternyata pas sampai puskesmas dokternya beda dari yang kemaren. Saya diminta duduk dikursi panas lagi, disenter lagi. Terus saya cerita, kalau tiga hari lalu saya disuruh balik hari ini. Katanya mau dicabut. Terus budokternya bilang ndak bisa dicabut. Masih bengkak. Terus dikasih obat lagi. dan amoxilinnya juga masih out of stock. Saya nanya lagi, menurut dokter enaknya dicabut apa ditambal? dokternya jawab kalau dicabut nanti mempengaruhi struktur gigi. Saya sudah mbatin-mbatin. iki piye. kok saya yang aktif. dokternya pasif. mulai rada emosi jiwa. tapi mbatin lagi, yaelah tun... bayar lima rebu ajaaa.... Dan periksa kali kedua ini berakhir dengan antiklimaks.. oke fain, ini saya masih harus berjuang nahan ngilu hingga beberapa hari kedepan. O iya, amoxilinnya juga masih out of stock. (haha)(haha)(haha)

A photo posted by shofiyatun syamwil (@potrehkoneng) on

Hari pun berlalu, ndak terasa sudah sepuluh hari nahan ngilu-ngilu gemesh. ga cuman bikin gemesh ngilunya. Tapi pembengkakan sudah tak hanya di gusi, sudah merambah ke pipi yang jawilable ples tabokable. Akhirnya saya mutuskan berhenti ke puskesmas, tapi ke klinik. Curhatlah saya sama dokternya, jadi gini dok.. bla bla... terus saya diminta duduk di kursi panas lagi. dikasih obat buat-buat kumur. entah dibor entah disoder, yang pasti sampai bau gosong kayak bulu kebakar. dikasih obat lagi. kumur-kumur lagi. Jadi gini mbak, ini sudah saya bersihkan. Nanti balik lagi karena melihat kondisi yang tidak memungkinkan kalau dicabut sekarang. Melihat ke pipi yang tabokable. (haha)(haha)(haha)

Dan mba harus disiplin. Jangan ketika sudah ndak nyeri terus obatny ndak diminum. Yang ada malah kuman dan bakterinya itu makin menjadi, untuk saat ini, obat yang dari puskesmas maupun kataflam yang mbak minum dihentikan dulu ya. ini saya kasih resep bisa diambil di depan. saya : siyap dok!! (haha)(haha)(haha)

Shooting drama "Untu" belum berakhir. Jadi gini dok, beberapa hari lalu saya ke puskesmas. Gusi bengkak. Setelah dilihat sama dokternya saya dikasih asam mefenamat, amoxilin sama satu kapsul orens katanya buat bengkak. Tiga hari kemudian diminta balik. Dan jebul ternyata masih bengkak. Dikasih obat lagi... dan jadi kayak gini. Awalnya cuman gusi ini merambah ke pipi yang jawiable ples tabokable. Akhirnya disuruh duduk dikursi panas. Disentolopin. Disemprotin obat kumur2. Dibor bor sampe kayak bau bulu dibakar. Dikasih obat lagi. Jadi gini mba.. ini bakteri dan kumannya harus mati dulu. Obat dari puskesmas hentikan dulu. Nanti saya kasih resep baru. Dan pastikan tetap diminum walai ndak sakit ya. Kamis kita ketemu lagi. Atau kalau ada keluhan bisa sebelum itu. to be continued... 😂😂😂 #floxigra #ciprofloxacin #roast #diclofenacpotassium #grafamic #asammefenamat #thisuntudramaabsolutelykillingme 😂😂😂
A photo posted by shofiyatun syamwil (@potrehkoneng) on


to be continued.... (haha)(haha)(haha) 

Tuesday, May 17, 2016

Sight Seeing Sekitaran Hotel Boss, Singapore




Namanya Hotel Boss.
Alamatnya 500, Jln Sultan, Singapore 199020

Beberapa bulan lalu ketika kantor mengadakan bussines trip, kita berdua belas orang diinapkan di sini. Saya ndak ngerti piye bookingnya. Yang pasti pas sampai sana saya tinggal check in dengan menunjukkan print-printan bukti reservasi plus nunjukin pasport. Tanda tangan di sebuah lapak digital. Dapat kunci yang dengan nomor kamar 1256. Lantai 12 kamar no 56. Bisa dibayangin view malam hari dari lantai dua belas kan? iyap.. lampu di mana-mana. Tapi sayang karena keterbatasan hape saya yang ndak patio apik kalau malam hari. Mau pake flash pun malah mantul. haha


Kamarnya dilengkapi dengan satu colokan listrik, dua colokan USB jadi ndak perlu bawa colokan adaptor. Dan waktu itu nemu channel yang lagi muter Allegiant.

Akses ke hotel ini sangat gampang, dari bandari Changi naik MRT ke Stasiun Lavender. Ingat ya, Lavender bukan Klender apalagi Klender Baru. *eh

View dari kamar di pagi hari

Nah dari stasiun Lavender ini tinggal jalan kaki sekitar 10 meter melewati jalanan Kallang Rd yang bersih. Yang sisi kanan kirinya penuh dengan (yang sepertinya) apartemen/ rumah susun. Oh iya, di depan hotel juga ada bus stop 01211.

Kallang Rd

Selain paket lengkap dari sisi akses, sekitaran hotel Boss ini juga ada semacam Seven Eleven/ Circle K, jadi kalau butuh beli air mineral 1 dollar tinggal melipir aja ke sini. Dekat dengan McDonald, berguna banged buat saya yang lidah tak terbiasa dengan makanan berbumbu terlalu banyak rempah tinggal mlipir kemari.

Mau Sholat juga tinggal nyeberang Jln Sultan menuju Malabar Muslim Jama'h Mosque yang pas ada di seberang jalan sisi keluar hotel.


Sepulang sholat bisalah jalan-jalan muterin jalanan sekeliling hotel. Menjelajah Kallang Riverside, semacam kawasan stren kali sekitaran jalan Kallang. Njir.. bersih sekali. Kapan ya, Surabaya kawasan stren kalinya sebersih ini. Bisa buat lari pagi, sepedaan atau hanya duduk-duduk malas-malasan sama teman.

Itu lagi ada yang olahraga pemanasan sepertinya =)



Ini yang punya sepeda mana ya? sepedanya boleh dipinjam ndak?

Ngelihat kursi ini jadi ikutan galau =))

O iya, ada kisah seru nan kocak selama nginap di hotel ini. Entah karena kartunya yang error atau memang karena crowded jadi sistemnya juga ikutan crowded. Malamnya setelah seharian capek muter-muter, mau naik ke lantai dua belas ini susah sekali. Kartu ndak kedetect. Ndak cuman saya begitu juga yang lain. Dan setelah berhasil mencapai lantai dua belaspun begitu, ndak bisa masuk kamar karena kartu ndak kedetect. Mau turun lagi kaki sudah gempor. Akhirnya ya pasrah lesehan depan kamar. Dan untunglah ada mas-mas room service lewat saya akhirnya bisa masuk kamar. Dan besoknya ganti kartu lagi. =))

Setelah saya googling. Rate semalam hotel Boss ini sekitar 1.200.000-an. Lumayan juga ya. Lumayan mahal, untung dibayarin kantor, jadi bisa nginep di hotel bintang empatnya Singapore.

Lobi, dan itu ada metromini lewat =))
 

Me n My Ego Template by Ipietoon Cute Blog Design