Tuesday, May 24, 2016

To kill a mockingbird


To kill a mockingbird, saya masukin aja judul buku itu ke buku yang pingin saya baca karena baca di goodreads reviewnya pada bagus. Kebanyakan bintang empat. Setelah saya centang saya masukin ke list yang pingin dibaca, ya sudah menguap begitu saja tanpa ada usaha pingin nyari bukunya apa gimana.

Sampai pada suatu saat, ketika saya maen ke islamic book fair di Senayan, saya menemukan buku ini langsung dibundel jadi satu sama go set a watchman. Kalau ndak salah harganya seratus ribu ples nanti ada diskon sepuluh persen kalau daftar online jadi member mizan. Ndak langsung saya ambil saat itu karena fokusnya mau nyari Inteligensi Embun Pagi yang memang saat itu lagi happening-happeningnya. Dan saya ke Istora mbelani bolos proyek di hari Minggu loh. Sampai ketika Inteligensi Embun Pagi sudah di tangan, langsung aja nyamber buku ini tanpa pikir panjang lagi. Lumayan dapat tiga buku ndak sampai dua ratus ribu.

Dan begitupun setelahnya. Ndak langsung saya baca, saya masih ngelarin Inteligensi Embun Pagi, masih ngelarin dua bukunya Eka Kurniawan, masih ngelarin dua bukunya Aan Mansur. Kenapa? Karena ngerasa ini buku berat. Dan lagi pingin baca yang ringan-ringan. Yang ternyata bukunya Eka menurut saya ndak kalah berat. Begitu juga puisi-puisi Aan. 

Dan here I am. Sudah ngelarin separuh dari buku ini. Jangan ngira sudah kelar yaaa... karena ya itu, masih suka terdistorsi sama drama korea. Yaelah... kapan kelarnyaaa... 

Jadi mari kita kali ini agak serius. Buku ini jebul mengambil hati saya. Saya suka sama tokoh Atticus dalam mendidik dan ngasih pemahaman sama Jem dan Scout. O iya, buku ini berkisah tentang Atticus yang menjadi pengacara pembela seorang kulit hitam. Yang dizamannya dianggap sampah masyarakat. Kecaman datang pada Atticus dari segala penjuru, ndak hanya pada Atticus, tapi Jem dan Scout juga kena getahnya. Disitulah daya tarik dari novel ini. Cara Atticus ngasih pemahamannya...

Dan ini saya ambil beberapa cuplikan dari novel ini.

1. Pertama-tama, katanya, kalau kau bisa mempelajari satu keterampilan sederhana, scout, kau bisa bergaul lebih baik dengan berbagai jenis orang. Kau baru bisa memahami seseorang, kalau kau sudah memandang suatu situasi dari sudut pandangnya. Kalau kau sudah memasuki kulitnya dan berjalan-jalan di dalamnya.

2. Kompromi adalah kesepakatan yang dicapai dengan sama-sama mengalah.

3. Baptis pembasuh kaki. Baptis misionaris yang menafsirkan alkitab secara harfiah. Apapun yang menimbulkan nikmat adalah dosa. Aku dan bungaku akan terbakar di neraka. Tetapi kadang-kadang alkitab di tangan seseorang lebih buruk dari pada botol wiski di tangan ayahmu. Selalu ada jenis orang yang terlalu sibuk memikirkan akhirat sehingga tak pernah belajar hidup di dunia ini.

4. Kalau kau mau, tegakkan kepalamu tinggi-tinggi dan tahan keinginanmu untuk memukul. Apapun yang dikatakan orang kepadamu, jangan dimasukkan ke hati. Cobalah untuk melawan mereka dengan pemikiranmu. Sebaiknya begitu, meskipun mereka akan terus melawan.

5. Hanya karena kita telah tertindas selama seratus tahun sebelum kita mulai melawan, bukanlah alasan bagi kita untuk tidak berusaha menang. Kali ini kita tidak melawan kaum Yankee, kita melawan teman-teman kita. Tapi ingat ini, sepahit apapun situasinya nanti, mereka masih teman kita dan tempat ini tetap rumah kita.

6. Mockingbird menyanyikan musik untuk kita nikmati, hanya itulah yang mereka lakukan. Mereka tidak memakan tanaman di kebun orang, tidak bersarang di gudang jagung, mereka tidak melakukan apapun, kecuali menyanyi dengan tulus. Untuk kita. Karena itulah, membunuh mockingbird itu dosa.

7. Orang yang berakal sehat tidak pernah bangga dengan bakatnya.

0 comments:

Post a Comment

Komen pakai Hati ya...:)

 

Me n My Ego Template by Ipietoon Cute Blog Design